HARIAN MERAPI - Menjelang Pemilu 2024. KPU DIY melaksanakan tahapan Pemutakhiran Daftar Pemilih melalui kegiatan Coklit atau Pencocokan dan Penelitian, di Sleman, Selasa (14/2/2023).
Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan, menyampaikan coklit dilaksanakan 12 Februari sampai dengan 14 Maret 2023. Petugas akan mendatangi langsung rumah warga untuk memastikan validitas data pemilih.
"Kegiatan Coklit ini dilakukan di 12.071 TPS, yang tersebar di 438 Kalurahan/Kelurahan, 78 Kapanewon/Kemantren dan 5 Kabupaten/Kota se-DIY," kata Hamdan.
Baca Juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo panen raya padi di Bantul, begini suasananya
Kegiatan kali ini diikuti oleh perwakilan pimpinan partai politik (parpol) maupun bakal calon anggota DPD RI, jajaran Forkompimda, instansi terkait serta media massa. Tampak hadir Sekretaris KPU DIY, Muhammad Hasyim.
Sehingga diharapkan masyarakat menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik dan atau KK (Kartu Keluarga). Nantinya untuk dilakukan validasi data oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
Anggota KPU DY Divisi Perencanaan Data dan Informasi Wawan Budiyanto menjelaskan perbedaan daftar pemilih pemilu 2024 dengan pemilu sebelumnya. Coklit pemilih di dalam negeri dan luar negeri diatur secara detail.
Tujuannya agar daftar pemilih tidak tercatat ganda. Kemudian, daftar pemilih tidak lagi tercantum atau muncul NIK, nomor KK (Kartu Keluarga), tanggal lahir dan alamat secara lengkap.
Pada pemilu sebelumnya, daftar pemilih yang terpasang pada papan pengumunan tingkat RT di dusun sangat lengkap hingga nomor rumah. Hal ini menghindari penyalahgunaan data pribadi orang tidak bertanggung jawab.
Maka peserta pemilu harus jeli membaca daftar pemilih, terlebih di DIY banyak terdapat nama yang sama. Menurutnya jumlah pemilih Pemilu 2024 di Provinsi DIY mencapai angka 2,8 juta, naik 5,6 persen dari Pemilu 2019.
"Inilah tugas Pantarlih untuk memastikan apakah ada tambahan," tandasnya.
Wawan menambahkan berkaca dari penyelenggaraan Pemilu 2014 maupun Pemilu 2019, kalau daftar pemilih selalu menjadi masalah klasik. Bahkan berulang kali menjadi bahan yang disengketakan.
"Memang saat ini daftar pemilih belum menarik karena prosesnya masih panjang," pungkasnya. *