HARIAN MERAPI- Karakter animasi tiga dimensi asli Jogja Uwa and Friends menyajikan Musical Show untuk lebih mendekatkan lagu-lagu anak Indonesia di Lippo Mal Jogja. Pertunjukkan Berjudul ‘Tersesat di Negeri Kodok’ tersbeut sudah digelar sejak 9 Desember dan akan tuntas pada 1 januari 2023 mendatang.
“Pertunjukan ini akan sangat menarik. Anak-anak yang terbiasa mendengar dan menyaksikan lagu Uwa and Friends di Youtube, sekarang bisa berinteraksi langsung,” jelas Vira Nugraeni, selaku komisaris XO Production, penyelenggara Uwa and Friends Musical Show.
Vira juga menjelaskan, pertunjukan ini akan menjadi kenangan spesial yang tak terlupakan bagi anak. Pertunjukan berdurasi 30 menit itu akan memadukan musik, gerak, kostum, akting, lighting serta efek panggung yang bakal membuat anak-anak jatuh cinta dan happy.
Baca Juga: Kunjungi Malioboro cek kesiapan anggota amankan Nataru, Irwasum Polri: layani masyarakat dengan baik
Selama pertunjukan anak-anak juga akan diajak menyanyi dan menari bersama lagu-lagu kesukaannya. Di akhir acara, ada pesta cokelat dan permen, serta berfoto bersama tokoh idolanya.
"Musical Show Uwa and Friends bertujuan untuk memberikan hiburan yang bernilai positif untuk anak dan keluarga," kata Brian Prasetyoadi, vokalis Jikustik juga memberikan dukungannya terhadap pertunjukan ini.
Uwa and Friends merupakan karakter animasi tiga dimensi yang menampilkan lagu-lagu, dongeng, serta cerita yang menemani anak-anak usia pra sekolah. Total sudah terdapat 1,5 juta subscriber dan 650-juta kali tonton pada kanal Youtube Uwa and Friends.
Ada empat karakter satwa yang merepresentasikan berbagai karakter anak Indonesia. Ada Uwa (orang utan), Pito (badak bercula satu), Mica (harimau sumatera), dan Bibo (burung namdur dari Papua). Keempatnya menyimbolkan anak-anak di Indonesia yang istimewa dengan karakter yang dimilikinya.
Sosok di balik Uwa and Friends adalah animator Bayu Sulistyo Subyantoro dan Sinta Dewayanti. Berawal dari kegelisahan minimnya lagu-lagu anak, pada 2012 suami istri ini memproduksi video lagu anak dengan mengaransemen ulang maupun menciptakan lagu baru.
Tujuan utamanya adalah menyediakan lagu anak yang kekinian, bernilai positif, mempunyai aransemen yang berkualitas, dan yang paling utama adalah menghibur.
“Saat itu kami merasa jarang ada lagu anak yang ‘benar-benar’ lagu anak. Ketika kami punya anak, kami merasa pilihan lagu anak terbatas. Adanya justru lagu dewasa yang dinyanyikan oleh anak-anak. Hal itu berbeda dengan dulu. Pada masa kecil kami, lagu anak banyak dan dinyanyikan. Oleh sebab itu kami mempunyai keinginan untuk tetap melestarikan lagu anak jaman dulu, sekaligus membuat lagu anak yang baru,” jelas Bayu, ayah dari tiga anak ini.*