HARIAN MERAPI - Kasus gangguan ginjal akut pada anak atau Acute Kidney Injury (AKI) terus meningkat di Indonesia.
Saat ini tercatat 241 kasus gangguan ginjal akut pada anak atau AKI tersebar di 22 provinsi, dan 133 di antaranya meninggal dunia.
Sebelumnya, kasus gangguan ginjal akut pada anak atau AKI pada Selasa (18/10) masih di angka 206, dengan 99 di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga: Kasus gagal ginjal akut, adah 102 merek obat yang dikonsumsi para pasien di Indonesia
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan peningkatan kasus AKI sudah terjadi sejak Agustus 2022.
Menurutnya, saat ini bahkan RSCM mulai penuh dengan pasien anak dengan keluhan gangguan ginjal akut atau AKI.
Namun demikian, Menkes Budi berharap tren peningkatan kasus AKI akan menurun seiring sudah ditemukannya obat untuk AKI tersebut.
"Saat ini obatnya sudah ada, namanya Fomepizole," katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (21/10/2022) malam.
Sayangnya, obat itu belum tersedia di Indonesia dan harus didatangkan dari Singapura.
Sementara itu terkait penyebab gangguan ginjal akut pada anak, Menkes Budi kembali mengkonfirmasi senyawa kimia EG DEG merupakan penyebabnya.
Kandungan senyawa EG dan DEG itu ada pada semua obat sirup sebagai bahan pelarut tambahan.
Menkes Budi mengatakan, hal itu terkonfirmasi melalui pemeriksaan obat sirup yang pernah dikonsumsi oleh pasien AKI.
Dia mengatakan pada awalnya dari 11 pasien AKI di RSCM, 7 di antaranya terkonfirmasi mengkonsumsi obat mengandung senyawa kimia tersebut.