BANTUL, harianmerapi.com - Tak kurang seribu orang di Bantul meninggal akibat Covid-19 selama pandemi ini. Tingginya jumlah kematian pasien Covid-19 di Bantul ini paling banyak disebabkan faktor usia lanjut dan penyakit penyerta yang diderita oleh pasien.
Sementara Satgas Covid-19 Bantul menilai masih banyak pasien yang enggan isolasi di selter karena meras tidak memiliki keluhan atau gejala yang berat.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso membenarkan faktor yang menyebabkan pasien gagal melawan virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut. Pria yang akrab dipanggil dokter Oki ini usia pasien yang berada diatas 55 tahun lebih rentan terhadap serangan corona.
"Karena lansia lebih dari 55 tahun. Jika menurut ada tidaknya penyakit penyerta, dikarenakan ada penyakit penyerta," sebutnya, Senin (2/8/2021).
Baca Juga: Ternyata Bohong, Polisi Tangkap Anak Akidi Tio
Menurut dokter Oki, mengakui jika sejauh ini pasien meninggal sebagian besar di rumah sakit. Namun begitu sebagian meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Dia menyebut banyak pasien yang memutuskan untuk isolasi mandiri karena merasa tidak mengalami gejala berat. Namun saat kondisi menurun pasien tersebut justru terlambat mendapatkan penanganan.
"Pasien covid-19 yang memiliki gejala, dianjurkan untuk isolasi di selter atau rumah sakit rujukan," tegasnya.
Puskemas dikatakan dokter Oki, sejauh ini melakukan pendataan dan memilah, pasien mana yang harus dibawa ke selter dan siapa yang boleh isolasi di rumah. Pihaknya menegaskan jika pasien memang diperbolehkan untuk isolasi mandiri di rumah jika memenuhi beberapa kriteria.
Baca Juga: Pemkab Bantul Bangun Taman Milenial di Pusat Kota, untuk Fasilitasi Hobi Anak Muda
"Harus ada beberapa kriteria, seperti kriteria tidak ada gejala, sampai kelayakan rumah," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Rahardjo mengaku melakukan triase atau identifikasi pasien. Pihaknya akan mengelompokkan pasien sesuai dengan analisa pasien yang berisiko meninggal, pasien berisiko akan memburuk kondisinya yang harus segera mendapatkan penanganan medis. Serta pasien yang aman untuk menunggu penanganan.
"Teman-teman ini melakukan triase setiap malam," tegasnya.
Pasien covid-19 harus sudah mendapatkan rujukan dengan kondisi yang beragam. Seperti pasien yang mengalami penurunan saturasi oksigen di bawah 80 persen. Sehingga pihaknya harus memberikan prioritas padien yang harus masuk ke rumah sakit.
"Kapasitas rumah sakit rata-rata sudah diatas 93 persen, sulit sekali cari rujukan," pungkasnya. *