Rangkaian kegiatan tersebut antara lain sebagai wujud penghormatan dan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, wujud rasa syukur, saling menghormati, memupuk rasa kekeluargaan dan silaturahmi.
“Adanya seni kojan diharapkan pula bagian dari ibadah serta menjadi hiburan tersendiri bagi warga dari berbagai kalangan,” ungkap bapak dari empat anak dan dua cucu ini.
Sementara itu anggota DPRD DIY yang juga tinggal di Mlangi, Syukron Arif Muttaqin SE MAP mengungkapkan, seni kojan khas Mlangi merupakan kesenian seni religi yang perlu dilestarikan.
“Sehingga penting upaya regenerasinya dan perlu ada perhatian dari pemerintah daerah,” tandas Syukron.
Baca Juga: Pembangunan pelabuhan Gesing Gunungkidul ditarget selesai akhir Desember 2022
Dengan kesenian kojan, sebutnya, diharapkan pula bisa untuk menanamkan nilai-nilai mulia, dan membentuk karakter generasi penerus dalam rangka menjaga Jogja Istimewa.
“Apalagi di Mlangi ada Masjid Pathok Negoro yang merupakan bagian dari satuan ruang strategis yang tertuang dalam Perdais Nomor 2 Tahun 2017,” paparnya.
Adapun dana untuk pelaksanaan rangkaian kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut berasal dari swadaya masyarakat serta sebagian dari kas takmir masjid setempat.
Baca Juga: Rel jalur Jeruklegi-Kawunganten ambles, Dirut KAI: pemulihan terus dilakukan
Usai tampilan kesenian kojan khas Mlangi dilaksanakan pula makan bersama, yaitu olahan satu ekor kambing seperti tongseng dan tengkleng. *