Limbah Medis Menjadi Masalah Serius, BRIN Sudah Menemukan Solusinya

photo author
- Kamis, 29 Juli 2021 | 12:20 WIB
Kelapa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko
Kelapa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko

JAKARTA,harianmerapi.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko (LTH) mengungkapkan, beberapa teknologi yang sudah proven karya para peneliti BRIN bisa menjadi solusi untuk mengatasi kurangnya kapasitas pengolahan limbah medis.

“Kondisi saat ini, penambahan jumlah dan volume limbah khususnya limbah medis semakin meningkat, tetapi kapasitas dari pengolahan masih belum masih memenuhi peningkatan tersebut,” ungkap Kepala BRIN dalam keterangan pers secara virtual setelah mengikuti rapat terbatas tentang pengelolaan limbah berbahan bahaya dan beracun (B3) medis Covid-19 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo melalui konferensi video pada Rabu (28/7/2021).

Menurut LTH, saat ini para peneliti BRIN telah berhasil mengembangkan beberapa teknologi pengolah limbah ramah lingkungan yang sudah proven untuk mengatasi limbah B3 khususnya limbah medis berskala kecil dan mobile, yaitu teknologi pengolahan limbah cair dengan Plasma Nano-Bubble sedangkan untuk limbah padat dengan Plasma, pengolahan limbah plastik medis menggunakan teknologi Pelletizing dan Rekristalisasi, dan untuk pengolahan limbah jarum suntik menggunakan mesin daur ulang APJS GLP Destromed 01 Needle Destroyer yang sudah memiliki paten dan izin edar.

“Ada beberapa teknologi yang sudah proven yang dikembangkan oleh teman-teman kita untuk membantu peningkatan jumlah kapasitas pengolahan limbah ini secara signifikan. Khususnya adalah teknologi yang bisa dipakai untuk pengolahan limbah di skala yang lebih kecil dan sifatnya mobile,” ujar Kepala BRIN.

LTH meyakini teknologi ini cocok untuk menjangkau daerah-daerah yang penduduknya relatif sedikit dengan dengan skala limbah tidak banyak dibandingkan dengan membangun insinerator yang besar dengan harga mahal dan terkendala dengan pengumpulan limbah yang terpusat.

“Kalau kita harus membangun insinerator besar itu tentu akan jauh lebih mahal dan juga menimbulkan masalah terkait dengan pengumpulan, karena pengumpulan dari limbah ke insinerator yang terpusat juga menimbulkan biaya tersendiri,” imbuhnya.

Selain mampu meningkatkan kapasitas pengolahan limbah medis, teknologi daur ulang limbah medis besutan anak bangsa ini berpotensi memunculkan nilai tambah dan ekonomi baru dalam rangka meningkatkan kepatuhan fasilitas kesehatan karena ada insentif finansial dari sisi bisnis yang dapat mengurangi biaya pengolahan limbah.

“Tadi kami menyampaikan contoh itu adalah alat penghancur jarum suntik yang bisa menghasilkan residu berupa stainless steel murni, dan juga daur ulang untuk APD (alat pelindung diri) dan masker yang bahannya adalah polypropylene, sehingga kita bisa peroleh propylene murni (PP), jenis plastik propylene murni yang nilai ekonominya juga cukup tinggi,” ungkapnya.

LTH dalam kesempatan tersebut juga mengungkapkan data bahwa baru 4,1 persen Rumah Sakit yang memiliki fasilitas insinerator berizin dan baru ada 20 pelaku usaha pengolahan limbah di Indonesia dan hampir semuanya terpusat di Pulau Jawa dan distribusinya pun tidak merata.

“Kemudian juga di seluruh indonesia baru ada 20 pelaku usaha pengelolaan limbah dan yang terpenting adalah —seperti yang disampaikan Ibu Menteri LHK— hampir semuanya masih terpusat di Pulau Jawa. Jadi distribusinya belum merata,” pungkasnya.

LTH berharap inovasi teknologi karya anak bangsa ini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pengolahan limbah medis dan memberikan motivasi untuk mengumpulkan dan mengolah limbah, meningkatkan kepatuhan, dan menciptakan potensi bisnis baru bagi para pelaku usaha skala kecil.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X