HARIAN MERAPI - Gerakan 30 September (G 30 S PKI) tahun 1965 membawa luka mendalam bagi Bangsa Indonesia.
Pimpinan PKI saat itu 1965 adalah Dipa Nusantara Aidit atau dikenal dengan DN Aidit. Ia adalah ketua Central Committee (CC) PKI. Perburuan terhadap tokoh PKI 1965 ini dilakukan oleh TNI AD.
DN Aidit diketahui sebagai otak (dalang G 30 S PKI) yang mengakibatkan gugurnya 7 pahlawan revolusi. Pemberontakan ini dilakukan keturunan dan anak-anak PKI saat pemberontakan PKI di Madiun 1948.
Baca Juga: Kang Bardi lelaki mapan tapi jomblo itu tidak mau menikah, ternyata ia mencintai sundel bolong
Inilah kronologi penangkapan DN Aidit dan penembakan terhadap pimpinan PKI ini.
Kolonel Jasir Hadisubroto dipanggil pulang ke Jakarta oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto karena terjadi geger di Jakarta. Saat itu Jasir dan pasukan berada di Medan karena hendak perang konfrontasi dengan Malaysia.
Kolonel Jasir ini balik dan sampai di Jakarta, langsung ke markas Kostrad dan menghadap Pangkostrad Mayjen Soeharto. Pada dialog singkat Soeharto bertanya kepada Jasir.
“Pada saat pemberontakan PKI di Madiun 1948 lalu, kamu berada dimana?,” tanya Soeharto kepada Jasir , dikutip harianmerapi.com dari channel youtube Sejarah Singkat.
Baca Juga: Survei menyebut popularitas Golkar tertinggi, pengamat menilai buah program pro pemilih muda
Jasir saat itu langsung menjawab pernyataan Pangkostrad, bahwa saat itu dirinya dan kompinya dihijrahkan dari Jawa Barat ke Jawa Tengah ke daerah Wonosobo untuk melawan tiga batalyon PKI.
“Nah sekarang ini anak-anak PKI di tahun 1948 memberontak. Kamu dan pasukanmu berangkat ke Jawa Tengah karena pimpinan PKI DN Aidit ada di Jateng. Bereskan,” perintah Soeharto kepada Jasir.
Pasukan Jasir ini langsung ke Jateng melakukan perburuan terhadap gembong PKI 1965 yang dipastikan bersembunyi di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Pada 9 November 1965, Kolonel Jasir Hadisubroto dilantik menjadi Pelaksana Kuasa Perang yang daerahnya juga termasuk Solo (Surakarta).
Baca Juga: Misteri kejadian aneh menimpa Lik Gino saat peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah