H SUBARDI SH MH: Maknai Hidup Sebagai Bagian dari Proses

photo author
- Senin, 12 November 2018 | 06:35 WIB

-
MERAPI-ISTIMEWA
H Subardi SH MH Dalam menjalani kehidupan, setiap orang akan melewati proses panjang. Kemana tujuan hidup sangat tergantung pada yang bersangkutan menjalani proses demi proses yang terjadi. Berproses yang dimaksud adalah arah menuju ke taraf kehidupan yang lebih baik. Hal ini pula dialami H Subardi SH, MH sosok yang menyadari pentingnya menjalani proses. Sebagai anak sulung, dia menyadari betul betapa beratnya tanggungjawab yang harus diemban. Putra keluarga Marto Sutoyo yang lahir di dusun Sayegan Sleman ini adalah anak petani yang secara ekonomi hidupnya bisa dibilang pas-pasan. “Sebagai anak pertama, mempunyai kewajiban moral membantu meringankan beban orangtua. Masa kecil dan remaja saya tak ada istilah berpangku tangan apalagi menikmati hura-hura. Yang ada hanya belajar, sekolah dan bekerja,” kisah Subardi kepada Merapi beberapa waktu lalu. Diutarakan, sejak SD dia sudah akrab dengan pekerjaan sawah, menggembala kerbau dan mencari rumput (ngarit). Setiap pulang sekolah langsung ke sawah. Sore hari menggembala kerbau sambil menenteng keranjang untuk mencari rumput di pematang sawah. Selain membantu meringankan beban orangtua, ada misi lain di balik kerja kerasnya itu. Dia sadar, anak sulung harus menjadi contoh atau teladan bagi adik-adiknya. Ketika si sulung terbiasa kerja keras, harapannya secara otomatis adik-adik akan mengikuti. “Alhamdulillah, sekarang kami bisa merasakan itu. Semua adik-adik berhasil dalam berkarir," ujar Subardi. Perjuangan keras Subardi sangat terasa ketika dia menempuh pendidikan di STM Negeri I Jetis Yogyakarta tahun 1969-1971. Berangkat sekolah dari Sayegan menuju Jetis ditempuh dengan sepeda ontel, menyusuri jalan kecil di sepanjang Selokan Mataram. Kondisi jalan ketika itu belum semulus sekarang. Niat hati, ingin sekolah setinggi mungkin. Tapi karena kondisi, Subardi harus menyadari. Demi meringankan beban orangtua dan ingin membimbing adik-adiknya, lulus STM langsung bekerja di kantor Jawatan Gedung-gedung Negara Daerah Istimewa Yogyakarta. “Untungnya saat itu masih gampang cari kerjaan. Terlebih lulusan Teknik Pembangunan. Kebetulan saat itu di Indonesia baru ada beberapa STM yang membuka jurusan Tehnik Pembangunan," kenang Subardi. Tiga tahun pertama kerja, ditempuh dari rumahnya di Sayegan. Pada tahun 1975 mengontrak rumah di Sorosutan, kemudian tahun 1976 pindah kontrakan ke Patang Puluhan. Baru kemudian pada tahun 1977-1987 menempati rumahnya sendiri di Kweni Panggungharjo Sewon Bantul. Mulai 1987 pindah kembali dan menetap di Papringan Cartur Tunggal Depok Sleman hingga sekarang. Meskipun telah dianggap mandiri, namun keinginan untuk terus berproses menuju taraf yang lebih baik, tetap dijalani. Keinginan menimba pengalaman dan ilmu sebanyak mungkin masih terus berkobar meski telah berkeluarga dan disibukan dengan pekerjaan,. Memenuhi hasratnya mencari ilmu dan pengalaman itu, Subardi aktif di organisasi kepemudaan khususnya AMPI dan KNPI. Pria kelahiran 5 Mei 1953 tak sekedar menjadi anggota tetapi aktif di pengurusan. Tahun 1983-1987 menjadi pengurus AMPI Depok Sleman. 1987-1997 pengurus AMPI Sleman, 1996-2000 pengurus KNPI DIY. Setelah dari organisasi kepemudaan, lebarkan sayap di pengurusan partai Golkar. Tahun 1993-1998 menjadi bendahara DPD Golkar Sleman, Dewan Penasehat DPD MKGR DIY, Dewan penasehat DPD Golkar Sleman dan Fungsionaris DPP Partai Golkar. Subardi juga mengembangkan sayap dengan aktif di organisasi bisnis seperti Kadin. “Saya juga aktif di bidang kesejahteraan sosial seperti membentuk Yayasan Hitayuwana yang bergerak di bidang kesehatan dan Yayasan Kalimasada yang mengelola lembaga pendidikan Islam. Meskipun aktif di berbagai organisasi maupun kepartaian, kesibukan tersebut merupakan wahana belajar. Subardi sadar pendidikan berlaku sepanjang hayat (long life education). “Sampai kapanpun harus tetap belajar agar semakin cerdas dan maju. Soal usia bukan halangan. Toh niatnya bukan sekedar mencari ijazah tetapi ingin belajar dan banyak ilmu,” katanya. Di tengah kesibukannya bekerja, dan mengurus organisasi, tahun 1992-1993 dia kuliah di Fisip Universitas Proklamasi Yogyakarta tetapi tidak sampai lulus. Kemudian tahun 1996 memperdalam ilmu manajemen dengan mengikuti program MBA Abisheka (1996). Selama menjadi anggota DPD MPR RI, Subardi aktif kuliah di Fakultas Hukum Univeritas Wira Swasta Indonesia Jakarta dan merengkuh gelar sarjana hukum tahun 2007. Dilanjutkan menempuh program Magister Hukum Universitas Jayabaya Jakarta dan dinyatakan lulus dan 7 Maret 2009. (Awn)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X