Musim Pancaroba, Yogya Waspada Flu Burung

- Senin, 1 Oktober 2018 | 09:53 WIB
UMBULHARJO (MERAPI) - Flu burung atau unggas rawan muncul saat pergantian musim. Untuk itu antisipasi dilakukan mulai dari ternak unggas hingga pasar yang memperjualbelikan unggas. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengakui jumlah unggas di wilayah Kota Yogyakarta memang tidak banyak, tapi tetap berpotensi penularan. Tidak hanya di tingkat peternak, namun lalu lintas ternak seperti di pasar dan rumah pemotongan hewan (RPH) menjadi perhatian. “Unggas rentan perubahan musim, sehingga bisa berpotensi kena virus Avian Influenza atau flu burung,” kata Sugeng, Minggu (30/9). Dia menyampaikan di Kota Yogyakarta memang tidak ditemukan kasus kematian unggas akibat flu burung dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk penularannya ke manusia. Tapi lantaran peralihan musim rentan menurunkan daya tahan unggas maka juga berpotensi terkena flu burung. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah mencermati kondisi unggas. Dia menjelaskan, jika ada unggas yang tiba-tiba sakit dan terlihat lesu, maka segera diaporkan ke petugas di lapangan atau dibawa ke poliklinik hewan. Unggas yang sakit juga harus dipisahkan agar tidak menular ke unggas lainnya. Pihaknya meminta peternak maupun unggas menerapkan hal tersebut. “Jangan dibiarkan sakit dan berharap unggas itu bisa sembuh sendiri. Sebaiknya, melakukan antisipasi sejak awal dengan mencermati kondisi unggas yang sakit,” tambahnya. Selain itu pihaknya juga menyiapkan desinfektan untuk mengantisapi penularan virus flu burung. Baik untuk peternak unggas maupun di pasar yang menjual unggas seperti Pasar Terban secara berkala. Sedangkan untuk Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta sudah memiliki layaan edukasi dan pemeriksaan satwa, termasuk unggas. Sementara itu untuk pengawasan lalu lintas unggas yang keluar masuk di wilayah Kota Yogyakarta diakuinya cukup sulit. Itu karena lalu lintas unggas di Kota Yogyakarta terjadi cukup banyak. Dari pantauan selama ini unggas juga diperjualbelikan di Pasar Kotagede saat pasaran legi dan di Jalan Tegalgendu di pagi hari. “Kami tidak mungkin mengawasi satu per satu penjualan unggas di Yogyakarta. Kami jug berikan edukasi ke pedagang unggas agar memperhatikan saat penyembelihan, Darah-darah unggas yang berceceran juga rentan bagi ungas lain,” terang Sugeng. (Tri)

Editor: admin_merapi

Terkini

X