UMBULHARJO (MERAPI) - Memasuki musim hujan masyarakat diminta mewaspadai potensi terjadinya bencana seperti banjir dan tanah longsor. Pemkot Yogyakarta bersama relawan terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, di antaranya lewat Kampung Tangguh Bencana (KTB).
“Ini bagian dari kita mengantisipasi bencana. Mengingatkan masyarakat kembali segala sesuatu terkait bencana dan apa yang harus dilakukan,” kata Wakil Walikota Heroe Poerwadi usia Apel Siaga Bencana di Balaikota, Minggu (5/11).
Dia menyampaikan antisipasi bencana harus ditekankan di masyarakat untuk meminimalisir dampak bencana. Antisipasi yang disiapkan mulai dari sisi kesiapan masyarakat, sarana prasarana seperti tempat pengungsian serta koordinasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) hingga relawan bencana di masyarakat. Termasuk anggaran untuk menangani bencana, dia memastikan siap meskipun kini mendekati akhir tahun anggaran.
“Ini antisipasi rutin yang dilakukan setiap tahun. Kalau untuk anggaran bencana di APBD ada anggaran dana tak terduga. Jadi segala sesuatu sudah siap,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto menambahkan, antisipasi menghadapi cuaca ekstrem pada musim hujan telah dilakukan lewat Kampung Tangguh Bencana (KTB). Alat peringatan dini atau early warning system juga telah dipasang di 3 sungai besar di kota yakni Sungai Gajah Wong, Code dan Winongo. Selain itu ada sekitar 25 komunitas relawan bencana di Kota Yogyakarta.
“KTB sudah terbentuk di semua wilayah pinggiran sungai. Peralatan untuk menanggulangi bencana juga telah tersedia di wilayah,” imbuh Agus.
Salah satu titik rawan tanah longsor terjadi wilayah bantaran Sungai Code di wilayah Terban karena bekas longsoran tebing belum juga diperbaiki. Agus menegaskan perbaikan itu menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Pihaknya hanya sebatas mengingatkan warga yang nekat tinggal di bantaran itu agar selalu waspada saat hujan deras. Posko KTB di wilayah Terban juga sudah diaktifkan. (Tri)