"Jadi, pekerjaan ayahnya dulu itu tidak bisa ditinggal, selain itu di rumah hanya ada FDI, tidak tega akhirnya berhenti bekerja. Oleh karena itu, saya mengusulkan data orang tuanya ke Kabag Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat untuk ditempatkan di bagian kebersihan yang tidak jauh dari rumahnya," kata dia.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Surabaya Rini Indriyani sebelumnya mengatakan pihaknya telah mengunjungi FDI di kediamannya pada Sabtu (23/7) dengan membawa bantuan berupa sembako, tempat tidur dan kipas angin.
Melihat kondisinya yang memprihatinkan, Rini berkoordinasi dengan camat dan lurah setempat untuk menindaklanjuti FDI agar bisa sembuh seperti sedia kala. Selain itu, Rini juga meminta camat agar keluarga FDI didata masuk kategori MBR untuk memudahkan pemkot memberi intervensi.
Baca Juga: Bek Argentina Nicolas Tagliafico gabung Lyon dari Ajax dengan harga Rp 64 miliar
"Adik ini (FDI) itu mulanya kakinya keseleo (terkilir) ketika sekolah, kemudian membengkak setelah sempat dipijatkan oleh ayahnya. Namun, hingga kini belum sembuh dan terus membengkak," kata istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ini.
Rini menjelaskan orang tua FDI sudah membawa anaknya itu ke RSUD dr. Soetomo untuk dilakukan pengobatan, namun tidak membuahkan hasil dan malah terus membengkak. FDI juga sudah menjalani kemoterapi setelah itu dirawat jalan di rumah oleh ayahnya.*