HARIAN MERAPI - Anak penderita kanker tulang butuh penanganan khusus dan perhatian pemerintah.
Kepedulian pemerintah daerah terhadap anak penderita kanker tulang akan mengurangi beban hidup penderita.
Berkaitan itulah Pemerintah Kota Surabaya bergerak cepat memberi bantuan medis kepada FDI, anak penderita kanker tulang berusia 14 tahun asal Bulak Banteng Lor Bhineka, Kenjeran, Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Baca Juga: Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 punya daya tular tinggi, kuncinya prokes
Camat Kenjeran Nono Indriyatno di Surabaya, Minggu, mengatakan setelah mendapat laporan dari warga dan Kader Surabaya Hebat (KSH) Kecamatan Kenjeran, pihaknya langsung menindaklanjuti dengan mendatangi kediaman FDI.
"Yang jelas, intervensi pertama adalah medis, kami bersama Puskesmas mengantar adik FDI ke RSUD dr. Soetomo dan dilakukan rawat inap hingga sekarang," kata Nono.
Hal itu dilakukan karena kondisi FDI memprihatinkan, dimana kaki sebelah kanannya membengkak, sehingga membuat dia tidak bisa beraktivitas seperti anak pada umumnya.
Nono mengatakan intervensi yang diberikan oleh pemkot bukan hanya itu, tetapi juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk membantu FDI agar bisa melanjutkan sekolah. FDI adalah siswa kelas 8 di SMP swasta yang ada di kawasan Kenjeran, Surabaya.
Nono mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait agar FDI bisa melanjutkan pendidikannya setelah dilakukan tindakan medis. Setelah dilakukan koordinasi, ternyata tidak sia-sia, pihak sekolah menyambut baik dan mengawal pendidikan FDI hingga tuntas. "Dari pihak sekolah siap membantu dan tidak mempersulit adik FDI," kata dia.
Nono menyampaikan pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinsos Surabaya untuk memasukkan data keluarga FDI ke dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Nantinya keluarga FDI akan mendapat bantuan permakanan rutin tiga hari sekali dari Dinsos Surabaya. Selain itu, ayah FDI juga difasilitasi pekerjaan oleh Pemkot Surabaya agar bisa mendapatkan penghasilan tetap selama merawat anaknya.
Baca Juga: Omicron Varian Baru BA.2.75 sudah masuk Indonesia, ini kasusnya
Nono mengatakan sebelumnya ayah FDI bekerja di sebuah perusahaan swasta, kemudian memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena harus merawat dan tidak bisa meninggalkan FDI sendirian.