JAKARTA, harianmerapi.com - Kementerian Pertanian (kementan) RI menjamin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak berpengaruh pada stok ternak di Idul Adha. Sebab, stok ternak ruminasia di Indoneis sangat mencukupi untuk kebutuhan korban pada Idul Adha.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan berdasar data, jumlah ternak dengan kebutuhan untuk korban Idul Adha sangat mencukupi.
“Mengacu pada data nasional tahun lalu, populasi sapi potong mencapai 18 juta, kerbau 1,2 juta, kambing 19,2 juta, dan domba 17,9 juta ekor,”ungkap Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri, pada keterangan pers, Jumat (13/5/2022).
Baca Juga: Kasus Pencabulan Belasan Anak, Puan Minta Pelaku Dihukum Berat dan Dijerat UU TPSK
Melihat data ini, dirinya menilai stok untuk pasokan hewan kurban tahun ini pun seharusnya aman.
Apalagi bila bercermin pada penyelenggaraan kurban tahun 2021, total penyembelihan hewan kurban saat itu hanya sebanyak 1,7 juta ekor yang terdiri dari 609,5 ribu ekor sapi, 14,2 ribu ekor kerbau, 281,3 ribu ekor kambing, dan 750,6 ribu ekor domba.
Kuntoro mengatakan tingkat kematian ternak akibat PMK tergolong sangat kecil, yaitu sekitar 2 persen.
Baca Juga: Sepak Bola SEA Games, Indonesia Lumat Filipina 4-0
“Sehingga secara populasi, stok ternak kita untuk kebutuhan pemotongan hewan kurban masih cukup aman,” kata dia.
Selain ketersediaan stok ternak untuk penyelenggaraan kurban nanti, Kuntoro juga meminta masyarakat tenang dan tidak perlu khawatir tentang kemungkinan penularan PMK ke manusia.
“PMK bukan penyakit yang dapat menular atau membahayakan kemanusia. Daging ternak yang positif PMK masih dapat dikonsumsi selama dimasak dengan benar,”jelasnya.
Baca Juga: Piala Thomas, Inilah Susunan Tim Indonesia Melawan Jepang
Memahami kekhawatiran publik terhadap dampak PMK, Kuntoro menyebutkan pihak Kementan akan terus menyosialisasikan pencegahan penularan PMK melalui pemotongan hewan kurban yang baik di daerah wabah, tertular, terancam, dan bebas.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, ormas keagamaan, maupun pemerintah daerah untuk mempersiapkan penyelenggaraan ibadah kurban tahun ini agar berjalan lancar,” ungkap Kuntoro.*