SLEMAN, harianmerapi.com – Tak jarang ketika menyambangi suatu pondok pesantren akan menemukan kantin di kompleks pondok pesantren setempat.
Kantin biasanya menyediakan aneka kebutuhan santri, termasuk pula minuman maupun makanan ringan.
Selain banyak yang libur atau tak buka selama Ramadhan, namun ada juga kantin di kompleks pondok pesantren tetap buka, hanya saja diatur soal jam bukanya.
Baca Juga: Pemkab Gunungkidul Terbitkan Surat Edaran Imbauan kepada Pelaku Wisata, Ini Isinya
Seperti halnya di Pesantren Tahfizh Qur'an Yogyakarta (PTQY) Nurani Insani Balecatur Gamping Sleman, selama Ramadhan buka dari pukul 17.00 sampai 21.00 WIB.
“Kalau di luar Ramadhan, kantin sudah kami buka rata-rata mulai pukul 08.00 WIB dan setiap jam sholat wajid kami tutup sejenak,” ungkap pengelola kantin setempat, Musthofa, belum lama ini.
Menurutnya, kantin tersebut baru berdiri sekitar dua tahun lalu. Dengan adanya kantin, antara lain bisa membantu mengawasi santri, termasuk pula mempermudah ketika santri membutuhkan sejumlah kebutuhan sehari-hari, bahkan jika ingin membeli makanan ringan.
Baca Juga: Film Subuh dan Jagat Juara dalam FSM, Sandiaga Uno: Sineas Muda Teruslah Berkarya
“Selain santri, warga sekitar sini juga sering membeli di kantin kompleks Nurani Insani. Apalagi di dekat kantin ada gazebo, sehingga beberapa warga sering pula duduk santai di gazebo seperti sambil ngopi misalnya selepas Maghrib maupun usai Tarawih,” terangnya.
Sedangkan Anis Fatkhur Rohman dari Pondok Pesantren Ash-Solihah, Jonggrangan Sumberadi Mlati Sleman menjelaskan, setiap Bulan Ramadhan kantin di Ash-Sholihah tak dibuka atau libur.
Kantin yang menyediakan aneka kebutuhan santri maupun ustad-ustadzah biasa buka kembali pasca libur Lebaran.
Selain makanan dan minuman, kantin setempat juga menyediakan seperti alat tulis, pakaian atau busana muslim serta aneka asesorisnya. Warga sekitar Pondok Pesantren Ash-Solihah pun dibolehkan belanja di kantin setempat.
“Terutama pada akhir Ramadhan, tak sedikit santri banyak yang pulang kampung untuk libur Lebaran bersama keluarga, jadi pondok tak seramai dibanding hari-hari biasa,” terangnya.
