Temanggung, harianmerapi.com - Jangan buang minyak goreng bekas atau jelantah. Jelantah di Temanggung dikumpulkan dan di ekspor ke Negeri Kincir Angin untuk diproses sebagai bahan bakar.
Pemanfaatan jelantah di Belanda ini mampu mengurangi limbah dan ramah lingkungan serta murah.
Ekspor jelantah dari Kabupaten Temanggung ke benua biru sudah tidak terhitung berapa ton.
Seorang pengepul jelantah, Sugiyarto (36) mengatakan minyak goreng bekas diekspor melalui Semarang oleh seorang pengusaha. Jelantah tersebut dikumpulkan dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Sekali kirim bisa berton-ton.
Baca Juga: BMKG : Waspadai Hujan Lebat dan Puting Beliung pad Akhir April
"Saya pengepul di Temanggung. Yang penting rutin dalam mengirim ke Semarang biasa tiap minggu sekali atau jika telah banyak," kata Sugiyarto ditemui di tempatnya di Lingkungan Punthuksari, Kelurahan Temanggung I, Kecamatan/Kabupaten Temanggung, Rabu (6/4/2022).
Dia mengatakan kenaikkan harga minyak goreng kemasan dan sulitnya minyak goreng curah turut berdampak pada berkurangnya dalam mengumpulkan jelantah.
Kini dalam sehari, kata dia, rata-rata terkumpul 50 liter jelantah. Sedangkan sebelumnya pada masa normal rata-rata 100 liter per hari. Untuk harga jelantah masih tetap yakni Rp 6.000 per liter.
Baca Juga: Kabar Gembira! Presiden Tetapkan Cuti Bersama Idul Fitri 29 April dan 4, 5, 6 Mei 2022
Dikemukakan bisnis pembelian jelantah sudah empat tahun berjalan. Jelantah didapat dari kalangan rumah tangga, dan UKM terutama industri kerupuk dan gorengan.
"Jelantah didapat dari ibu rumah tangga, warung,rumah makan dan restoran besar yang ada di seantero Kabupaten Temanggung," kata dia.
Dia mengatakan meski kini sulit mendapat jelantah bisnis tersebut dinilai masih prospektif. Ada pihak yang mau membeli jelantah atau diekspor yang permintaahnya cenderung naik.
Baca Juga: Ridwan Kamil Kunjungi Butet Kartaredjasa, Siap Suport Kerjasama Seniman Jogja dan Jawa Barat
Jelantah, katanya juga manfaatnya banyak yakni dijadikan sebagai alternatif bahan bakar olahan berupa bio diesel.
Bagi dirinya bisnis ini turut mengurangi pencemaran lingkungan, Sebab jelantah tidak dibuang ke tanah atau sungai namun diolah kembali. Dan justru menjadi pendapatan bagi rumah tangga atau pelaku UKM.