Wacana Kenaikan Tarif KRL Tidak Tepat Saat Masyarakat Sedang Susah

photo author
- Jumat, 14 Januari 2022 | 10:37 WIB
Ilustrasi: Calon penumpang bersiap naik ke KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Kementerian Perhubungan tengah mengkaji usulan kenaikan tarif KRL Commuter Line dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 per 25 kilometer pertama per 1 April 2022.  (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Ilustrasi: Calon penumpang bersiap naik ke KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Kementerian Perhubungan tengah mengkaji usulan kenaikan tarif KRL Commuter Line dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 per 25 kilometer pertama per 1 April 2022. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)



JAKARTA, harianmerapi.com - Wacana kenaikan tarif KRL Commuter Line bila jadi direalisasikan maka tidak selaras dengan semangat kebijakan untuk menggalakkan penggunaan angkutan umum oleh masyarakat.


Bahkan, bila tarif KRL dinaikkan justru akan melemahkan semangat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi umum. Apalagi masyarakat sedang susah akibat pandemi Covid-19.


Hal tersebut disampaikan anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat dalam rilis di Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Enam Guguran Lava Pijar Sejauh 2 Km, Status Masih Siaga

"Kenaikan tarif berpotensi melemahkan semangat masyarakat menggunakan moda transportasi umum masal. Ini tidak sesuai dengan kampanye pemerintah terkait peningkatan kesadaran penggunaan angkutan umum massal perkotaan dan non motorized transportation (NMT) pada hari kesehatan Internasional yang diperingati setiap 7 April," kata Toriq Hidayat.

Menurut Toriq, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menaikkan tarif dasar KRL Commuter Line karena berbagai pertimbangan seperti naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok, seperti minyak goreng.

Selain itu, ujar dia, daya beli masyarakat yang ada di berbagai daerah saat ini dinilai masih rendah akibat dampak pandemi Covid-19.

"Pandemi belumlah usai, bahkan ada potensi varian baru Covid-19, yang hadirkan ancaman gelombang ketiga. Seharusnya pemerintah menambah subsidi atas moda transportasi umum ini, daripada berwacana untuk menaikkan tarif," kata Toriq.

Baca Juga: Ketentuan Lengkap Pelaksanaan Vaksin Booster Januari 2022

Ia mengingatkan bahwa sepanjang tahun 2021 terjadi penurunan pengguna KAI Commuter Line, yaitu untuk wilayah operasi Jabodetabek turun sebanyak 19,6 persen dibanding jumlah pengguna KRL Jabodetabek sepanjang tahun 2020..

"Akibat pandemi, hampir 20 persen jumlah pengguna KAI Commuter Line Jabodetabek turun pada tahun 2021. Namun potensi kenaikan ke depan cukup besar, mengingat sebagian masyarakat mengaku tidak punya pilihan lain sebagai transportasi dengan akses cepat dan lebih nyaman," sebut Toriq.

Ia menambahkan masyarakat sangat mengapresiasi KAI dengan berbagai pencapaian kinerja dan upaya inovasi serta modernisasi layanan KRL Commuter Line di masa pandemi sehingga jangan apresiasi ini dapat berubah karena wacana kenaikan tarif.

Baca Juga: Baby Shark Pecahkan Rekor YouTube, Kumpulkan 10 Miliar Lebih Penayangan

Sebagaimana diwartakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian hingga saat ini belum memutuskan kenaikan tarif kereta rel listrik (KRL).

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan penyesuaian tarif tersebut masih dalam pengkajian oleh pemerintah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X