40 Persen Lansia di Indonesia Tidak Ingin Vaksinasi. Peneliti : Mereka Mengaku Takut Efek Samping

photo author
- Rabu, 13 Oktober 2021 | 16:36 WIB
Tangkapan layar Direktur Ilmu Komunikasi dan Penelitian dari Johns Hopkins Center for Communication Programs Douglas Storey (kiri bawah) bersama narasumber lain, moderator dan penerjemah dalam webinar Urgensi Percepatan Vaksinasi Kelompok Rentan, Antisipasi Gelombang Ketiga COVID-19 yang diikuti di Jakarta, Rabu (13/10/2021). ( (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti))
Tangkapan layar Direktur Ilmu Komunikasi dan Penelitian dari Johns Hopkins Center for Communication Programs Douglas Storey (kiri bawah) bersama narasumber lain, moderator dan penerjemah dalam webinar Urgensi Percepatan Vaksinasi Kelompok Rentan, Antisipasi Gelombang Ketiga COVID-19 yang diikuti di Jakarta, Rabu (13/10/2021). ( (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti))

JAKARTA, harianmerapi.com - Direktur Ilmu Komunikasi dan Penelitian dari Johns Hopkins Center for Communication Programs Douglas Storey mengatakan sebesar 40 persen penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia mengaku tidak ingin melakukan vaksinasi.

“Pada kelompok lansia di bawah grafik ini, di atas 55 tahun masih terdapat 40 persen yang melaporkan kemungkinannya tidak akan divaksin,” kata Douglas dalam webinar Urgensi Percepatan Vaksinasi Kelompok Rentan, Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19 yang diikuti di Jakarta, Rabu (13/10/2021).

Data tersebut, dikumpulkan oleh pihaknya bersama dengan sejumlah pihak seperti Universitas Maryland dan Universtas Carnegie Mellon, setelah melakukan survei yang telah disesuaikan dengan usia, sejak bulan Mei hingga September lalu melalui akun Facebook kepada para pengguna Facebook secara random.

Baca Juga: Anak di Bawah 12 tahun Boleh Masuk, Pemkab Gunungkidul Ajukan Izin Pembukaan 9 Objek Wisata

Douglas menjelaskan, dari data yang didapatkan, sebanyak 44 persen lansia mengaku takut akan efek samping vaksin yang diberikan, serta sebanyak 37 persen menunggu apakah vaksin tersebut aman untuk digunakan.

Ia menyebutkan, alasan lain masih banyaknya penduduk lansia yang takut divaksinasi adalah tidak mengetahui bagaimana cara kerja vaksin tersebut, tidak menyukai vaksin bahkan banyak dari lansia berfikiran untuk mendahulukan orang lain yang lebih muda dan membutuhkan dibanding dirinya sendiri.

Melihat banyaknya jumlah penduduk lansia yang masih takut untuk melakukan vaksinasi, dia menyarankan pemerintah untuk lebih menggalakkan sosialisasi mengenai vaksin Covid-19 melalui testimoni atau cerita masyarakat yang telah melakukan vaksinasi.

Baca Juga: Rumah Karyatin Hangus Terbakar Gara-gara Lupa Matikan Api Tungku

Menurut Douglas, pemerintah Indonesia lebih banyak memberikan edukasi menyangkut hal teknis seperti efek samping vaksin dibandingkan bagaimana cara vaksin tersebut bekerja maupun bukti bahwa vaksin secara efektif dapat mencegah penyakit lain kepada lansia.

Ia menjelaskan, pemerintah perlu menyampaikan edukasi atau sosialisasi tersebut melalui pesan-pesan yang memfokuskan pada terbuktinya keamanan vaksin, testimonial masyarakat lain sehingga lansia tidak menghadapi ketakutan terhadap vaksin Covid-19 itu sendiri.

“Jadi implikasinya penyampaian pesan perlu difokuskan pada keamanan vaksin yang telah terbukti dan efek samping akibat Covid-19 dibandingan dengan efek samping dari vaksin yang sangat lebih parah,” ujar dia.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X