Besok, Warga Banda Aceh Bisa Rasakan Fenomena Hari Tanpa Bayangan

photo author
- Selasa, 7 September 2021 | 07:00 WIB
Pakar Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh Alfirdaus Putra (kiri) saat pemantauan gerhana bulan di langit Aceh di Banda Aceh, Rabu (26/5/2021).  (Foto Antara)
Pakar Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh Alfirdaus Putra (kiri) saat pemantauan gerhana bulan di langit Aceh di Banda Aceh, Rabu (26/5/2021). (Foto Antara)

BANDA ACEH, harianmerapi.com - Warga yang berada di Banda Aceh akan bisa merasakan hari tanpa bayangan, besok hari Rabu (8/9/2021). Tepatnya pas pukul 12.36 WIB.

Demikian disampaikan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh. Pakar Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh Alfirdaus Putra di Banda Aceh, Selasa (7/9/2021) mengatakan, fenomena yang berlangsung setahun dua kali itu terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang seseorang yang mengamatinya atau pengamat.

"Masyarakat dapat menguji fenomena alam ini dengan meletakkan benda langsung di bawah sinar matahari ketika waktu shalat Dzuhur,” katanya.

Baca Juga: Bajangrejo Purworejo Ditetapkan Sebagai Desa Antipolitik Uang

Kota-kota lainnya di Aceh, jelasnya, juga akan mengalami peristiwa serupa pada waktu yang berbeda sesuai dengan lintang geografis kota tersebut. Seperti Simpang Tiga Redelong, Bener Meriah yang akan mengalami peristiwa hari tanpa bayangan pada 10 September 2021, pukul 12:29 WIB.

Ia mengajak masyarakat untuk memperhatikan hari tanpa bayangan sebagai ilmu menghitung waktu Dzuhur.

Pada saat matahari sedang berada di posisi lintang yang sama dengan pengamatan, katanya, maka matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat tersebut dan bayangan yang dihasilkan akan tepat jatuh ke bawahnya.

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 1: Rumah Tangga Baru yang Sepi

Fenomena itu, kata Firdaus, dapat dimanfaatkan untuk menghitung waktu shalat dzuhur, dengan menambahkan 2-4 menit waktu ikhtiyat pada waktu kulminasi.

“Salat Dzuhur dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari dari titik zenith. Pada hari tanpa bayangan ini, kita dapat memanfaatkan event langit ini untuk kalibrasi waktu shalat di tempat masing-masing,” katanya.

Ia berharap santri, siswa, dan mahasiswa di berbagai tempat di Aceh dapat melakukan praktikum sederhana dengan meletakkan benda tegak tidak berongga seperti tongkat, spidol atau sejenisnya pada bidang datar.

Baca Juga: Menutup Mata dengan Penyesalan 1: Masuk Jeratan Maut

Setelah mencapai titik zenith, maka dua hingga empat menit kemudian akan tiba waktu Dzuhur.

“Dengan catatan, benda tersebut benar-benar tegak lurus. Bila perlu gunakan 'waterpass',” kata Alfirdaus Putra .

Sementara itu, Staf Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Kemenag Aceh Rahmatul Fahmi menambahkan bahwa hari tanpa bayangan terjadi dua kali dalam setahun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X