SURABAYA, harianmerapi.com - Rebutan alokasi vaksin dosis kedua di Kota Surabaya, mendapat sorotan anggota Komisi B DPRD Provinsi Jatim Agatha Retnosari karena bukan hanya tidak manusiawi, tapi melecehkan akal sehat publik mengingat penggunaan teknologi sudah semakin masif di kalangan warga.
"Kami mendesak pemerintah daerah untuk cepat tanggap melakukan antisipasi agar kejadian ini tak terulang," kata Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini di Surabaya, Kamis.
Menurut dia pihaknya prihatin mengamati berbagai pemberitaan dan laporan yang masuk, terkait ribut bahkan sampai berebut antrean sejak pagi untuk mendapatkan vaksin dosis kedua di puskesmas-puskesmas Surabaya.
Baca Juga: Kasus Kredit Fiktif Rp 11,6 Miliar Dilimpahkan ke Kejari Magelang
Ia meminta warga menggunakan teknologi informasi (TI) yang sudah ada dan tersedia. Untuk pelaksanaan vaksinasi dosis dua, otomatis basis data sudah tersedia berdasarkan pelaksanaan vaksinasi dosis pertama.
"Warga bisa dikonfirmasi melalui SMS/WhatsApp dengan pengaturan oleh Dinas Kesehatan melalui puskesmas," katanya.
Mengingat saat ini stok vaksin untuk dosis dua terbatas, ia mengusulkan dua aspek untuk mengatur undangan ke warga. Pertama, rentang waktu jadwal pemberian dosis dua.
"Jangan sampai warga yang sudah telat 10 hari dari jadwal pemberian dosis dua, kalah cepat rebutan nomor antrean dengan yang baru telat sehari, hanya gara-gara rebutan nomor antrean di puskesmas sejak dini hari," katanya.
Baca Juga: Volume Perdagangan RI - China Jadi Alasan Indonesia Gunakan Mata Uang Lokal
Kedua, menggunakan pertimbangan epidemiologi, misalnya mengutamakan pemberian dosis dua untuk warga yang berusia 50 tahun ke atas serta memiliki komorbid sesuai basis data yang dimiliki Dinkes atau puskesmas.
"Saya yakin Wali Kota Surabaya memahami soal penggunaan basis data dan instrumen teknologi untuk memudahkan pelaksanaan vaksinasi," katanya.
Untuk itu, kata dia, jangan biarkan rakyat jadi berlomba-lomba tanpa kendali untuk bisa vaksin tanpa melakukan protokiol kesehatan.
"Saya berharap alokasi vaksin untuk Surabaya bisa disegerakan hadir. Saya juga berharap percayakan saja pelaksanaan vaksin di puskesmas-puskesmas atau sentra-sentra vaksin yang tetap," katanya.
Baca Juga: Penting ! Segera Dibuka Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 18, Ini Caranya
Ia mengamati stok vaksin di puskesmas rata-rata hanya 150-200, tapi di tempat lain, beberapa pihak bisa menjalankan vaksinasi gratis dalam jumlah yang lebih besar. Untuk itu, ia berharap Pemprov Jatim untuk benar-benar memperhatikan hal ini juga.