HARIAN MERAPI - Tim penilai Inovation Government Award (IGA) 2022 dari Kementerian Dalam Negeri melakukan validasi data atas inovasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Shibiru di Desa Gandu Wetan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jumat (2/12/2022).
Shibiru diusulkan untuk mendapat IGA 2022 sebab memiliki sejumlah keunggulan dan berhasil mengekspor produk pewarna alami dari tanaman "strobilanthes cusia" ke sejumlah negara. Pewarna ini umum diterapkan untuk pewarna kain.
Ketua Tim Penilai IGA 2022, Wawan Mas'udi mengatakan IGA sebagai program yang dirancang terkait keberhasilan dalam aplikasi undang-undang otonomi daerah dan inovasi daerah.
Baca Juga: Lima cara menciptakan keluarga surgawi, di antaranya dengan memelihara kepercayaan
"Besarnya inovasi di suatu daerah sebagai suatu keberhasilan dalam otonomi daerah," kata dia, Jumat (2/12).
Dia mengatakan inovasi didaerah diharapkan berpengaruh positif pada meningkatkan kesejahteraan, yakni inovasi yang terjadi terimplementasi untuk masyarakat luas.
Dikatakan Temangung masuk 12 besar IGA dengan inovasi andalan Shibiru. Inovasi tersebut menyisihkan ribuan proposal inovasi yang masuk pada Kementerian Dalam Nageri.
"Inovasi dari Temanggung terpilih masuk 12 besar, sebab ada penilaian dan punya sesuatu yang inovatif yang lebih baik dibanding inovasi dari daerah lain," kata dia.
Dia mengatakan ke depan perlu pengambangan dari Sibiru, yakni pengembangan warna-warna dasar, sehingga bisa diinovasi
Baca Juga: November 2022 inflasi melandai, Pengamat: Momentum bagus jelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023
Pemilik UMKM Shibiru Fatah Syaifur Rochman mengatakan shibiru telah diekspor ke Jepang, Malaysia, Australia, Filipina, dan Amerika Serikat. Kini Jepang dan Malaysia mulai meminta lagi pengiriman pewarna alam ini.
Dia menyampaikan sebelum Covid-19 permintaan dari Jepang rata-rata 500 kilogram dan dari Malaysia 200-250 kilogram per bulan.
Setelah covid-19 bulan lalu Jepang minta dikirimi sebanyak 1,3 ton dan Malaysia juga sudah meminta dikirimi 300 kilogram.
Dikemukakan akhir-akhir ini ada permintaan dari Labuhan Bajo, Flores, Lombok, Tapanuli, dan Toraja.
Sedangkan Shibiru bisa memproduksi pewarna alami sekitar 750 kilogram hingga satu ton per bulan dalam bentuk pasta.
Baca Juga: Para Ibu harus tahu, bedong bayi bisa berakibat fatal, simak caranya agar Si Mungil tetap aman