DEPOK (MERAPI) - Siswa di Indonesia jauh tertinggal dibanding rekan sepantaran di negara-negara anggota ASEAN lain terutama dalam hal membaca, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Iptek). Sesuai data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dari 70 negara yang disurvei, Indonesia berada pada peringkat 62.
Beberapa studi lain menunjukkan, meskipun tingkat literasi Bahasa Indonesia masyarakat cukup tinggi, tetapi mereka biasanya tidak membaca secara ekstensif diluar lingkungan sekolah. Pada tahun 2012, UNESCO melaporkan hanya 1 dari 1000 masyarakat Indonesia yang gemar membaca.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 2016 Kementerian Pendidikan Nasional meluncurkan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan kebiasaan membaca siswa dan guru.
Kondisi ini menggugah Regional English Language Office (RELO) Kedutaan Besar Amerika Serikat bermitra dengan Indonesian Extensive Reading Association (IERA) memberikan dukungan pendanaan dan logistik penyelenggaraan Extensive Reading Roadshow tahun 2019. Agenda ini juga dalam rangka memeriahkan 70 tahun hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan Amerika Serikat.
Bradley Horn dari RELO dalam Diskusi Panel di Kampus Sanata Darma, Selasa (23/4) menjelaskan, Roadshow dimulai pada 23 April karena bertepatan dengan Hari Bahasa Inggris dan Hari Buku Sedunia. Kota yang dipilih meliputi Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Jombang dan Surabaya.
Tujuan utama roadshow dengan menitik beratkan ekstensif reading. Yaitu kegiatan membaca bacaan yang telah disempurnakan. Buku-buku bacaan tersebut dirancang khusus untuk meningkatkan kelancaran dan lebih giat membaca.
Menurut Bradley, untuk mendukung kegiatan ini, RELO Kedubes AS akan membawa dua anggota ERF yaitu Marc Helgesen dan Thomas Robb. Kedua ahli ini akan memberikan lokakarya pengembangan profesional bagi guru.
Ditambahkan Bradley, diakhir kegiatan ini peserta lokakarya diharapkan memiliki pemahaman lebih baik tentang hal-hal penting dalam membuat program membaca ekstensif yang berhasil, memiliki dan menggunakan bahan bacaan sederhana serta merencanakan kegiatan dengan melibatkan masyarakat yang kurang minat baca. (Awn)