Anak kecil, remaja, sampai orang tua mencoba berjalan di tengah-tengah ringin kembar tersebut.
Tidak sedikit yang gagal, namun beberapa berhasil melewatinya.
Ada yang meyakini sebagai mitos ataupun sekadar mengisi waktu luang sepertiku.
Jika dapat melewati ringin kembar maka semua permintaan akan terwujud, tapi aku tidak percaya.
Baca Juga: Kejadian aneh, Mail yang merasa kesakitan luar biasa padahal istrinya yang melahirkan
Kulangkahkan kaki selangkah demi selangkah.
Tapi aneh semakin aku berjalan semakin aku menjauhi ringin kembar.
Teriakan teman-temanku sudah tidak terdengar lagi, begitu juga kebisingan kendaraan bermotor.
Aku mulai meraba-raba berharap tanganku menyentuh ringin kembar.
Semakin jauh kumelangkah debaran jantungku semakin cepat.
Tanganku mulai menyentuh sesuatu. Kedua tanganku menyentuh bilik bambu.
Mungkin aku tersesat terlalu jauh. Aku mulai membuka sedikit-demi sedikit penutup mata.
Baca Juga: Cemplon bikinan Mak Surat laris manis, masih di dalam wajan langsung dilahap bocah-bocah gundul
Astaga entah berada di negeri apa aku ini. Tidak ada ringin kembar tidak ada teman-temanku.
Dari balik bilik bambu terdengar percakapan antara laki-laki dan perempuan.