TEMANGGUNG, harianmerapi.com - Petani di lereng Gunung Sumbing di Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo Temanggung menggelar tradisi Grebeg Besar Sesaji Puji Jagad.
Tradisi Grebeg Besar untuk melestarikan warisan budaya tersebut digelar mulai Rabu (13/7/2022) dan berakhir pada Sabtu (16/7/2022).
Panitia Grebeg Besar Lukman Sutopo mengatakan sejumlah kesenian dan upacara tradisi dihelat pada Grebeg Besar, yang di antaranya wayang kulit, reog Singo Manunggal, ketoprak, bangilon, kubrosiswo, angklungan, dan kuda lumping.
Baca Juga: Petani gelar ritual untuk kemakmuran dan usir Virus Corona
"Kami melestarikan tradisi budaya dengan tetap menggelar Grebeg Besar," kata dia, Kamis (14/7).
Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Yunianto ditemui disela pertunjukkan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada penitia penyelenggaran beserta masyarakat yang telah sukses dalam menyelenggarakan Gerebek Besar.
"DPRD menyampaikan apresiasi pada warga yang tetap menyelenggarakan upacara adat untuk melestarikan tradisi budaya," ujarnya.
Baca Juga: Pria penyebar aliran sesat Dewa Matahari di Lebak Banten diduga alami gangguan jiwa
Dia mengatakan seluruh komponen masyarakat desa saling asah asih asuh, 'manjing jer ajur' bersama untuk nguri uri budoyo jowo, adat istiadat dan budoyo adiluhung.
"Saya kemarin mengikuti doa bersama yang dilanjutkan pagelaran wayang kulit dengan dalang Lukman Sutopo," katanya.
Dia mengatakan apa yang dilakukan warga di Desa Legoksari bisa menjadi contoh dan suri tauladan yang baik untuk warga di Kabupaten Temanggung khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Baca Juga: 12 catatan yang perlu diperbaiki dalam penyelenggaran haji
Manusia kata dia, harus selalu nguri-uri budaya adiluhung yang sangat melekat di hati dan sanubari masyarakat. Sebab secara kultur budaya dan sosiologi manusia tidak bisa dipisahkan dengan seni dan budaya.
Dikatakan nguri uri budaya adi luhung juga sebagai salah satu variabel dalam bersyukur pada Tuhan, selain itu selalu ingat perjuangan dan warisan para leluhur. *