JAKARTA, harianmerapi.com - Pandemi Covid-19 belum juga tuntas, kini muncul penyakit baru. Namanya cacar monyet atau monkeypox.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) terhadap situasi global per 21 Mei 2022, cacar monyet menjadi penyakit yang memerlukan perhatian masyarakat global.
WHO menyebutkan, sebagian besar kasus dilaporkan dari pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemi.
Seiring dengan itu, Kementerian Kesehatan RI meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penuularan cacar monyet yang dibawa oleh para pelaku perjalanan domestik maupun mancanegara di dalam negeri.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menyatakan, upaya kewaspadaan sudah dilakukan Indonesia.
"Di antaranya dengan menyiapkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan, baik di wilayah dan kantor kesehatan pelabuhan, termasuk untuk dinas kesehatan, rumah sakit dan sebagainya," katanya dalam konferensi pers virtual yang diikuti via Zoom di Jakarta, Selasa (24/5/2022.
Baca Juga: Puluhan Ribu Warga Terdampak Banjir Rob, Pemerintah Siap Cukupi Kebutuhan Logistik
Negara endemi yang dimaksud WHO, di antaranya Benin, Sudan Selatan, Ghana, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria dan Sierra Leone.
Syahril yang juga Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso itu menyebut penyakit cacar monyet justru dilaporkan dari sejumlah negara non-endemi, seperti Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris dan Amerika Serikat.
"Total kasus konfirmasi yang dilaporkan secara global berjumlah 40 kasus, probable satu kasus dan suspek 61 kasus. Belum ada kasus kematian akibat cacar monyet," katanya.
Baca Juga: Bea Cukai Amankan Barang Bukti Senilai Rp2,81 Miliar, Miras dan Rokok Ilegal Dijual di Market Place
Syahril mengatakan kasus cacar monyet di Indonesia hingga saat ini masih nihil, tapi masyarakat diimbau tetap mewaspadai penularan cacar monyet.
"Sebagian kasus berhubungan dengan adanya keikutsertaan pada pertemuan besar yang dapat meningkatkan risiko kontak, baik melalui lesi, cairan tubuh, droplet dan benda yang terkontaminasi," katanya.
Dikatakan Syahril upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah meng-update situasi dan Frequently Asked Questions (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.