Lalu, pada tahun 2007, dimulailah renovasi bangunan tersebut dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya.
Dinding gedek diganti dengan papan yang lebih kuat dan tahan lama.
Bagian dalam bangunan dipertahankan seperti kondisi aslinya, yakni dengan 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, dan 1 dapur.
Untuk lantai tanah juga tetap dipertahankan untuk menjaga keaslian objek tersebut.
Pemkab juga membangun cungkup di tempat dikuburnya ari-ari ketika WR Supratman dilahirkan.
Bangunan tersebut juga sudah teraliri listrik PLN.
“Ada pohon puring yang sejak dulu menjadi penanda bahwa di lokasi itu ari-ari WR Supratman dikuburkan,” katanya.
Menurutnya, keinginan pemerintah membeli rumah kelahiran WR Supratman mendapat dukungan karena warga dan kerabat sudah mengetahui jika bangunan itu bernilai sejarah.
“Kami sudah tahu jika WR Supratman itu lahir di Somongari sejak tahun 1978, ketika fakta itu pertama kali diungkap,” terangnya.
Setelah renovasi, katanya, objek tersebut pun belum ada yang merawatnya.
“Kemudian saya ditunjuk sejak tahun 2009 menjadi juru pelihara situs tempat lahir WR Supratman, atau Memorial House WR Supratman,” ujarnya.
Renovasi besar juga tidak pernah dilakukan lagi mengingat bangunan tersebut masih kokoh dan terawat dengan baik.
Namun, kata Panut, akhir tahun 2021 kemarin dilakukan perbaikan kecil dengan memperkuat fondasi teras bangunan.