HARIAN MERAPI - Menguak eksitensi Benteng Van Der Wijck di Gombong 1, pada awalnya merupakan sebuah kantor VOC
Benteng merupakan bangunan yang digunakan untuk keperluan militer. Fungsi benteng semula sebagai pertahanan sewaktu dalam peperangan .
Keberadaan benteng sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Berbagai bentuk benteng telah di bangun di berbagai dunia hingga pada akhirnya berkembang menjadi bentuk yang sangat kompleks.
Baca Juga: Apa jadinya bila anak tuduh ibu selingkuh, begini kronologinya
Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak memiliki peninggalan benteng pada masa Kolonialisme sejumlah 437 benteng.
Benteng Vander Wijck merupakan salah satu benteng peninggalan Belanda yang hingga kini masih eksis. Benteng tersebut terletak di Kota Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.
Benteng tersebut dibangun oleh militer Belanda dengan mempekerjakan kurang lebih 1400 orang yang berasal dari Banyumas dan Bagelen.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Benteng Van der Wijck ini memiliki dua lantai, dengan jumlah kamar lebih dari 32 kamar.
Kamar-kamar tersebut sangat luas dan memiliki pintu penghubung serta jendela. Luas benteng atas dan bawah sebesar 3.606 meter persegi. Memiliki 4 pintu masuk utama ke dalam benteng.
Tinggi dari benteng yaitu 9,67 meter dan ditambah cerobong setinggi 3,33 meter. Terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 meter.
Baca Juga: Aktivitas tak wajar, kasus mutilasi di Jogja, diduga ini motifnya
Pada awalnya Benteng Van Der Wijck merupakan sebuah kantor Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Sesuai informasi yang terdapat di dalam beteng pada tahun 1818 bangunan kantor tersebut kemudian dialih fungsikan menjadi benteng pertahanan.
Pembangunan dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen.
Benteng tersebut dibangun oleh Frans David Cochius. Ia merupakan pemimpin perang Belanda, pada waktu itu bertugas di daerah Bagelen, salah satu wilayah karesidenan Kedu.