HARIAN MERAPI - Mengenal Kota Mungkid Ibukota Kabupten Magelang 1, sebelumnya merupakan Kademangan dari Kasunanan Surakarta.
Usia 39 tahun Kota Mungkid sebagai ibukota Kabupaten Magelang, belumlah apa-apa bila dibandingkan dengan usia kabupaten ini yang sudah lebih dari 200 tahun.
Sebagai ibukota kabupaten, Kota Mungkid terus dibangun. Gedung-gedung perkantoran terus bertambah selaras dengan kebutuhan dan perkembangan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Kota Mungkid sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Magelang lebih berfungsi sebagai ‘kota perkantoran’ tempat para aparat pemerintahan bekerja melayani masyarakat.
Karena lebih banyak karyawan atau pun pejabat kabupaten yang ’nglajo’, tidak bertempat tinggal di kota ini. Sehingga sampai saat ini Kota Mungkid masih relatif sepi, peningkatan keramaian kota ini tampak lamban.
Perpindahan pusat pemerintahan ini tidak lepas dari sejarah berdirinya Kabupaten Magelang. Sebelum menjadi kabupaten, wilayah ini merupakan “Kademangan” dari Kasunanan Surakarta.
“Dalem Kademangan” berlokasi di sebelah utara alun-alun kota Magelang. Tempat ini merupakan “Kebondalem”, kebun milik Sri Susuhunan di Keraton Surakarta.
Pemerintah Penjajah Inggris mengangkat Mas Ngabei Danoekromo sebagai bupati pertama Magelang dan kademangan ini dipilih sebagai ‘ibu negari’.
Baca Juga: NAWA 2023 Punya Peran Agar Musik Tradisional Tetap Relevan di Telinga Generasi Muda
Pengangkatan bupati ini sebagai konsekuensi perjanjian antara Pemerintah Penjajah Inggris dan Kasultanan Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1812 , yang menyerahkan wilayah Kedu kepada Pemerintah Penjajah Inggris.
Mas Ngabehi Danoekromo menjadi bupati pertama di Kabupaten Magelang dengan gelar Raden Adipati Danoeningrat I.
Ketika Penjajah Inggris tidak lagi berkuasa, pemerintah penjajah Belanda melantik kembali Mas Angabehi Danoekromo sebagai Bupati Magelang dengan gelar Raden Toemenggoeng Danoeningrat,
berdasarkan surat keputusan gubermen/pemerintah Penjajah Belanda tanggal 30 Nopember 1813.
Danoekromo yang nama aslinya Alwi bin Ahmad bin Said Basyaiban.