jawa-tengah

Musim kemarau, masyarakat Sukoharjo diingatkan tidak bakar sampah sembarangan, ini sebabnya

Kamis, 1 Juni 2023 | 12:45 WIB
Ilustrasi kebakaran (ANTARA/HO)



HARIAN MERAPI - Kondisi wilayah semakin kering seiring datangnya musim kemarau menyebabkan tingkat kerawanan kebakaran tinggi. Masyarakat diingatkan untuk mengantisipasi dengan tidak membakar sampah sembarangan dan melakukan pengecekan instalasi listrik.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Kamis (1/6) mengatakan, kondisi sekarang terjadi peningkatan suhu udara dimana cuaca sangat panas disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terjadi seiring datangnya musim kemarau.

Panas membuat kondisi wilayah menjadi semakin kering dan meningkatkan kerawanan kebakaran. Potensi kebakaran terjadi baik di tempat terbuka maupun di bangunan tertutup.

Baca Juga: Upacara Hari Lahir Pancasila, Presiden Jokowi sampaikan amanat: Indonesia tidak dapat didikte negara lain.

"BPBD Sukoharjo bersama pihak terkait turun langsung keliling desa dan kecamatan memberikan sosialiasi dan edukasi. Ancaman kebakaran sudah didepan mata karena kondisi panas akibat kemarau," ujarnya.

BPBD Sukoharjo meminta pada masyarakat untuk mewaspadai kebakaran dengan tidak melakukan tindakan kelalaian seperti membakar sampah sembarangan dan meninggalkan api masih menyala. Sebab tindakan tersebut membuat api mudah merembet ke tempah lain karena membakar berbeda disekitarnya karena kondisi kering.

"Sudah ada kejadian kebakaran menimpa perkebunan atau ladang, bangunan rumah dan pasar tradisional yang diakibatkan kelalaian warga membakar sampah dan ditinggalkan saat api masih menyala hingga merembet," lanjutnya.

Tingginya kerawanan kebakaran membuat BPBD Sukoharjo meminta kepada semua pihak untuk tetap waspada. Termasuk para pelaku usaha dan perkantoran dengan melakukan pengecekan ulang instalasi listrik.

Baca Juga: Presiden Jokowi berpakaian adat pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, ini jalannya upacara.

"Cek lagi instansi listrik yang bisa jadi sumber kebakaran. Selain itu sediakan juga alat pemadam kebakaran ringan di tempat usaha dan perkantoran sebagai antisipasi dini," lanjutnya.

Ariyanto menambahkan, BPBD Sukoharjo dalam melakukan sosialiasi juga menekankan kepada orang tua untuk selalu mengawasi anak agar tidak bermain api yang bisa memicu kebakaran. "Jangan biarkan anak bermain api. Karena kondisi lingkungan kering dan rawan kebakaran. Tetap lakukan pengawasan," lanjutnya.

Berdasarkan pemetaan BPBD Sukoharjo diketahui ada lima desa dari total 150 desa di Kabupaten Sukoharjo masuk desa dengan tingkat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling tinggi. Kelima desa tersebut dalam kondisi sangat kering saat musim kemarau. Kerawanan kebakaran didukung dengan luasan hutan dan lahan yang ada di lima desa tersebut.

Baca Juga: Kabar gembira bagi pengguna moda transportasi kereta api, KA Banyubiru tujuan Semarang-Solo mulai beroperasi

BPBD Sukoharjo mencatat kelima desa tersebut yakni, Desa Tawang Kecamatan Weru, Desa Gentan Kecamatan Bulu, Desa Malangan Kecamatan Bulu, Desa Karangasem Kecamatan Bulu, Desa Lorog Kecamatan Tawangsari. Kelima desa tersebut mendapat pemantauan ketat dari petugas.

"Lima desa masuk wilayah dengan tingkat kerawanan paling tinggi terkait kebakaran karhutla. Kelima desa memiliki karakteristik hutan dan lahan luas serta kondisi kering saat kemarau," lanjutnya.

Halaman:

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB