HARIAN MERAPI - Kegiatan peringatan Hari Jadi ke-79 sekaligus Merti Desa 2025 Kalurahan Wedomartani Ngemplak Sleman, antara lain disemarakkan dengan kegiatan terkait seni-budaya.
Beberapa kegiatan tersebut digelar di Pendopo Kantor Pemkal Wedomartani, seperti festival gamelan, hadrah dan tari. Sebagai puncaknya, pentas wayang kulit, Minggu (9/11/2025) malam.
Menurut Koordinator festival gamelan, Hastuti, peserta festival gamelan ada 21 kelompok. Per kelompok diberi waktu 20 menit, sehingga pelaksanaannya dari pagi hingga malam hari.
Baca Juga: Siapa yang menginisiasi 10 tokoh penerima gelar pahlawan, Fadli Zon: Usulan dari masyarakat
Pembukaan festival gamelan oleh Lurah Wedomartani H Teguh Budiyanto, dihadiri pula beberapa pamong kalurahan setempat seperti Mujiburokhman dan Akhid Is Ta'in Mubarok serta sejumlah tokoh masyarakat.
“Festival gamelan sudah yang ketiga kalinya diadakan saat peringatan Hari Jadi sekaligus Merti Desa di Wedomartani. Terutama dilatar belakangi oleh banyaknya kelompok seni karawitan di kalurahan kami,” ungkap Hastuti, baru-baru ini.
Sehingga tujuan diadakannya festival tersebut, lanjutnya, antara lain untuk memberi ruang bagi para pelaku seni karawitan di Wedomartani untuk berekspresi.
“Terutama kemampuan dalam memainkan gamelan. Semoga juga bisa semakin memotivasi para pelaku seni karawitan dalam melestarikan budaya bangsa,” tegasnya.
Baca Juga: Update pascaledakan, SMAN 72 Jakarta masih dijaga ketat petugas
Ditambahkan, festival gamelan tak dilombakan, sedangkan dua hari sebelumnya ada lomba sesorah untuk generasi muda se-Wedomartani. Berhasil menjadi juara di lomba sesorah, sebagai berikut:
Juara I. Erwin Rizki NR, II. Ascarya Helga Lituhayu, III. Nathania Asti Tsani P, Juara Harapan I. Pravita Daniswari dan Harapan II. Novia Ghani Purnamasari.
Sementara itu, sebagai dalang pagelaran wayang kulit Merti Desa Wedormartani Ki Faizal Noor Singgih (Ki Mas Bekel Cermaiswara) menampilkan lakon Dewa Ruci.
Baca Juga: Empat tersangka Chromebook dilimpahkan ke JPU
Menurutnya, garis besar lakon tersebut diawali cerita, Raden Bratasena telah mendapatkan ilmu ulah kanuragan dari gurunya, Resi Drona.