HARIAN MERAPI - Puluhan jamaah dan pengurus NU Wedomartani serta beberapa pengurus Yayasan Darul Yatama Annnajah, Wedomartani, Ngemplak Sleman, menggeruduk kediaman ML yang berada di wilayah Tempel, Minggu (9/11) siang.
Alasannya, mereka datang untuk mengklarifikasi terkait aset berupa tahan seluas 800 meter persegi atau nominal sekitar Rp 2 milIar yang rencananya untuk Aswaja Center NU Wedomartani diduga dimiliki dan dijual ML.
Namun massa kecewa karena ML tidak berada di rumah. Massa juga ingin menanyakan perubahan kepemilikan Pondok Pesantren Anwar Futuhiyyah, yang dikelola ML.
Baca Juga: Bupati Ponorogo terima Rp2,6 miliar dari tiga klaster kasus, ini rinciannya....
Pasalnya, awalnya Pondok Pesantren Anwar Futuhiyyah didirikan oleh Yayasan Darul tahun 2008, tapi tahun 2022 pondok pesantren Anwar Futuhiyyah tanpa sepengetahuan pengurus yayasan berubah menjadi didirikan ML.
Kedatangan massa hanya diterima oleh istri ML didampingi oleh pengurus pengurus pondok. Kendati demikian, istri ML enggan berkomentar terkait dengan kedatangan jamaah tersebut.
"Kedatangan kami dalam rangka silaturahmi dan tabayun mengklarifikasi terkait dengan persoalan di atas kata Suharto yang merupakan Pengurus NU Wedomartani dan juga sebagai Sekertaris Yayasan Darul Yatama Annnajah, di lokasi.
Menurutnya, upaya ini dilakukan lantaran, sebelumnya pengurus sudah mencoba untuk bertemu, klarifikasi dan bermusyawarah dengan mengundang rapat maupun dengan meminta fasilitasi dari pengurus NU di berbagai tingkatan namun belum berhasil.
Karena tidak sempat ketemu ML, maka pesan disampaikan melalui istri ML dan pengurus pondok lainnya. Jika belum berhasil untuk mendapatkan jawaban akan diupayakan lagi untuk ketemu, termasuk lewat dinas.
"Harapannya persoalan dapat diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan, melalui jalur hukum merupakan solusi terakhir," harapnya.
Sementara itu Kapolsek Tempel AKP Gunawan Setiya Budi SH, yang berada di lokasi melakukan pengamanan mengaku aksi berjalan dengan aman dan damai. "Semua berjalan dengan aman dan kondusif," ujarnya. *