HARIAN MERAPI - Sekolah Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, Mengggelar Pelajar Pemuda, Gerakan Reresik Sekolah, dan Kalam Kudus Fair 2025. Acara ini berkolaborasi dengan Disdikpora Kota Yogyakarta, Sabtu (8/11/2025).
Mengusung tema 'Berinovasi, Berprestasi, dan Bersinar Bagi Yogyakarta'. Setiap murid dipanggil bukan hanya untuk belajar dan berkarya, tapi juga untuk menghadirkan dampak melalui inovasi, prestasi, dan kesaksian hidup.
"Kegiatan ini, menjadi bagi wadah bagi para peserta didik untuk berkarya, berinovasi, serta membangun kesadaran lingkungan," kata Ketua Yayasan Kalam Kudus cabang Yogyakarta, Kris Pujianto Halim, disela acara.
Baca Juga: Tim Gegana Diturunkan, Selidiki Penyebab Ledakan Misterius SMAN 72 Kelapa Gading
Gelar Pelajar Pemuda, yang menjadi ajang bagi murid untuk menampilkan kreativitas. Hal ini diwujudkan dengan berbagai karya indah dan menarik dari seluruh siswa, yang sebagian besar berasal dari bahan daur ulang.
Sinergi ini diharapkan membawa dampak baik bagi lingkungan terutama dalam rangka membentuk karakter penerus bangsa. Upaya pelestarian lingkungan dapat dimulai dari hal kecil dan dimulai dari anak-anak.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya juga terus berkomitmen untuk mengelola sampah-sampah di sekolah. Nantinya, sampah organik akan dikelola sendiri dan sampah non-organik akan disalurkan ke bank sampah.
"Untuk sampah organik tentu akan kita kelola sendiri, salah satunya dengan biopori itu, kemudian untuk sampah non-organik akan kita salurkan ke bank sampah," tandasnya.
Baca Juga: Titiek Soeharto Bersyukur, Apresiasi Usulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Pak Harto
Ketua Panitia Kalam Kudus Fair Novita Anggraeni menambahkan kegiatan ini diawali dengan sosialisasi Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Acara kemudian dilanjutkan Gelar Pelajar Pemuda, lalu dilanjut dengan kegiatan reresik sekolah. Puncak Kalam Kudus Fair 2025, menghadirkan pameran karya murid, bazar umkm, games ketangkasan.
Kemudian berbagai pertunjukan menarik yang menggambarkan semangat inovatif dan kolaboratif dari seluruh civitas sekolah serta donor darah. Termasuk pentas wayang kulit yang dimainkan dalam cilik.
"Ini adalah gerakan mengelola sampah sendiri guna menjaga kebersihan, kelestarian lingkungan sekolah. Menumbuhkan kesadaran sejak dini dan mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Disdikpora Kota Yogyakarta, Agus Trimadi sangat mengapresiasi penuh terselenggaranya agenda ini. Menurutnya, upaya pengelolaan sampah perlu dimulai di tingkat sekolah. *