Baginya, persoalan ini menyangkut nyawa manusia, sehingga pemerintah wajib menjadikannya prioritas utama.
“Karena itu menyangkut nyawa, menyangkut kesehatan. Jadi bukan persoalan angka,” tegas Mahfud.
Program Mulia yang Harus Dibenahi
Mahfud MD menekankan bahwa MBG sejatinya program mulia yang perlu dipertahankan.
Baca Juga: Begini cara orang tua mengatasi remaja yang kecanduan gadget, cari waktu tepat cari pertolongan ahli
Kendati demikian, Guru Besar Hukum Tata Negara itu menyoroti perbaikan kualitas harus dilakukan agar tujuan mulia meningkatkan gizi anak tidak berubah menjadi petaka di kemudian hari.
“Ini harus diteliti lagi apa masalahnya. Program MBG gratis ini adalah satu program yang paling bagus, mulia,” ujarnya.
Cerita Mahfud seakan menjadi alarm keras bagi pemerintah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh. Di tengah niat mulia meningkatkan gizi generasi muda, kelemahan dalam pengelolaan justru berisiko menimbulkan tragedi yang lebih besar bila tidak segera dibenahi.
Berkaca dari hal itu, pernyataan Mahfud kian relevan setelah Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana mengungkap angka mengejutkan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Baca Juga: Begini cara mencegah agar daging dan ayam tidak terkontaminasi bakteri
6.457 Korban Tercatat Secara Nasional
Dadan menuturkan, berdasarkan data BGN secara mutakhir hingga 30 September 2025, tercatat lebih dari 6.457 orang terdampak keracunan akibat MBG di berbagai wilayah Indonesia.
“Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang. Kemudian wilayah III ada 1.003 orang,” ujar Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Baca Juga: Rem blong, truk Hino tabrak dua motor di JLS Salatiga, begini kondisi korban
Sanitasi Dapur Jadi Sumber Masalah