yogyakarta

Pasar Kangen TBY 2025: Wahana untuk Merayakan Kekayaan Kuliner, Kesenian dan Tradisi Lokal

Selasa, 23 September 2025 | 08:30 WIB
Wisatawan mancanegara mengunjungi salah satu stand kuliner di Pasar Kangen TBY 2025 yang menjadi media nostalgia sekaligus sarana edukasi pelestarian dan regenerasi nilai-nilai kearifan lokal. (Foto: Dok. Humas Jogja)

HARIAN MERAPI - Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 2025 menjadi media nostalgia sekaligus sarana edukasi pelestarian dan regenerasi nilai-nilai kearifan lokal. Bertema nandur apa sing dipangan, mangan apa sing ditandur atau menanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam, tema ini merupakan ajaran moral bagi semua untuk lebih sadar akan pentingnya kedaulatan pangan, keberlanjutan lingkungan serta pola hidup selaras dengan alam.

Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Purwiati melaporkan, Pasar Kangen TBY merupakan program keberlanjutan yang digelar pihaknya selaku UPT Dinas Kebudayaan DIY sebagai salah satu upaya untuk senantiasa meningkatkan pengelolaan dan pengembangan budaya. Di mana, pada tahun 2025 ini merupakan pelaksanaan pasar kangen yang ke-18 kalinya.

Baca Juga: Anggito Abimanyu Resmi Terpilih Jadi Ketua Dewan Komisioner LPS, Ini Profilnya

"Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta merupakan agenda yang telah menjadi ikon budaya. Sejak awal pelaksanaannya, kegiatan ini bukan sekadar menghadirkan suasana pasar tempo dulu melainkan juga berfungsi sebagai wahana ruang temu untuk merayakan kekayaan kuliner, kesenian, serta tradisi lokal," jelas Purwiati.

Pasar Kangen TBY diselenggarakan selama 7 hari, mulai tanggal 18-24 September 2025, dari pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB. Total terdapat 218 pedagang, yang terdiri dari 152 pedagang kuliner dan 66 pedagang kerajinan dan barang antik, yang berhasil lolos proses kurasi, dari 1.136 pendaftar.

Baca Juga: Presiden Prabowo Buka Opsi Akui Israel, Jika Israel Akui Palestina

"Filosofi yang terkandung di dalamnya mengingatkan kita bahwa hubungan manusia dengan bumi bukan hanya sebatas konsumsi, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga dan memulihkan setiap bahan makanan yang ditanam dan diolah, menyimpan cerita, nilai, dan sejarah yang menjadi kekuatan dalam membangun jati diri bangsa," imbuh Purwiati.

Purwiati mengutarakan, kegiatan yang digelar melalui anggaran Dana Keistimewaan tahun 2025 ini pun bertujuan untuk melestarikan budaya kuliner tradisional dan kerajinan wawasan, mengedukasi masyarakat untuk lebih mengenal dan memanfaatkan hasil bumi lokal, dan mendukung perekonomian melalui UMKM.

Baca Juga: Wamen ESDM: Tak Ada Lagi Ketimpangan, BBM Satu Harga Satukan Indonesia

Selain itu, menumbuhkan rasa cinta budaya lokal, mempererat hubungan sosial melalui suasana pasar, dan menemukan kembali bahwa kuliner dan kerajinan adalah bagian penting dari identitas budaya sekaligus mengembangkan potensi pariwisata budaya di Yogyakarta.

Selain kuliner tradisional nusantara yang bikin kangen dan melegenda, barang antik, serta nuansa tempo dulu, Pasar Kangen TBY 2025 juga menghadirkan pertunjukan seni tradisi kerakyatan setiap hari dengan menampilkan seni kerakyatan sebanyak 19 group dan 2 wayang kulit.

Ada pula Ruang Pojok Kreatif dengan berbagai program workshop, yang tak hanya sebagai ruang pamer, melainkan ruang kolaborasi antara masyarakat dengan para seniman, komunitas, kreator, dan pegiat industri kreatif. *

Tags

Terkini