sleman

Merti Dusun di Joholanang bangkitkan kembali ruh Jawa

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:00 WIB
Suasana Merti Dusun dan Pengajian Budaya di pelataran sendang tua Dusun Joholanang, Sindumartani, Sleman, Sabtu (19/7) malam (Foto: Wahyu Turi K )

HARIAN MERAPI - Di pelataran sendang tua Dusun Joholanang, Sindumartani, Sleman, warga setempat menggelar Merti Dusun dan Pengajian Budaya pada Sabtu (19/7/2025) malam.

Tak sekedar pertunjukan budaya melalui lantunan ayat suci Al-Qur'an di antara ritme gamelan yang menciptakan harmoni antara spiritualitas dan tradisi, gelaran ini juga membangkitkan kembali ruh kebudayaan Jawa yang perlahan memudar.

Ratusan warga berdatangan dan duduk bersila di atas tikar, menghadap panggung wayang yang berdiri di dekat sumber mata air.

Tempat itu diyakini sebagai titik bersejarah penyebaran Islam oleh Sunan Kalijaga. Namun lebih dari itu, panggung sederhana itu menjadi saksi upaya menyatukan kembali nilai-nilai budaya dan agama dalam harmoni yang pernah menjadi jati diri masyarakat Jawa.

Baca Juga: Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan sebut Koperasi Desa Merah Putih bisa cegah beras oplosan

Tokoh masyarakat sekitar yang menggagas kegiatan tersebut, Min Suratna (50) mengatakan bahwa pendekatan dakwah kultural yang menggabungkan unsur seni dan religi merupakan jalan yang tepat untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang ramah dan menyatu dengan budaya lokal.

"Dulu Sunan Kalijaga menyampaikan syariat Islam lewat budaya. Wayang, tembang, gamelan. Jadi orang menerima Islam itu dengan rasa, bukan paksaan," kata Suratna.

Tradisi merti dusun atau bersih desa dulu menjadi agenda penting masyarakat Jawa sebagai wujud syukur, pemeliharaan lingkungan, dan penjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Namun belasan tahun terakhir, tradisi ini perlahan ditinggalkan. Budaya Jawa makin tergerus modernisasi, anak-anak tak lagi mengenal tembang dolanan, gamelan tak lagi terdengar di langgar-langgar, dan kenduri dianggap usang.

“Jawa sudah mulai hilang Jawane,” terangnya.

Baca Juga: UMKM Katering Pemasok Program MBG Sukses Ekspansi Dapur dan Berdayakan Ratusan Karyawan Dapat Dukungan Penuh BRI

Melalui Merti Dusun, Suratna ingin menumbuhkan kembali semangat gotong royong, spiritualitas, dan kesenian yang dulunya menjadi nafas masyarakat. Sebab, Joholanang yang dikelilingi situs-situs sejarah dan candi justru lambat laun kehilangan perasaan budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Pentas budaya malam itu juga menyisipkan nilai-nilai keislaman. Wayang dipadukan dengan pengajian dan sholawatan, menjadikannya bukan sekedar hiburan tetapi juga media pendidikan spiritual.

Lokasi yang dipilih bukan sembarang tempat. Sendang tua yang digunakan sebagai pusat kegiatan mengandung nilai simbolik yang kuat. Dalam tradisi Jawa, sendang adalah simbol kehidupan, kesucian, dan ruang kontemplasi.

“Sendang itu identitas.Banyak penyebaran Islam di masa lalu juga berawal dari tempat seperti ini,” tuturnya.

Halaman:

Tags

Terkini