Baca Juga: Geng remaja asal main bacok
Malam itu, pentas wayang digelar oleh Ki Dalang Budi Sutowiyoso, dalang asal Yogyakarta yang dikenal mengangkat nilai spiritual dalam setiap lakonnya. Ia membawakan Wahyu Keprabon, kisah tentang wahyu kepemimpinan yang hanya diberikan pada raja yang adil, jujur, dan dekat pada Tuhan.
“Wayang bukan sekedar seni. Ini alat dakwah yang lembut namun mengena,” jelas Ki Dalang.
Dalam lakon tersebut, pesan moral tentang kepemimpinan yang jujur dan amanah dipadukan dengan nilai-nilai Islam seperti tauhid, keadilan, dan keikhlasan. Masyarakat tidak hanya menyuguhi hiburan, tetapi juga diajak menceritakan makna hidup dan kepemimpinan sejati.
Menambah kekhusyukan malam itu, hadir pula Ustadz Yusuf Saiful Anwar, pengasuh Majelis Sholawat Macul Langit Yogyakarta. Ia menyampaikan tausiyah ringan namun sarat makna tentang pentingnya sinergi antara budaya dan agama.
Melalui kegiatan ini, warga Joholanang tidak hanya membersihkan lingkungan secara fisik, tetapi juga membersihkan batin dan menggali kembali warisan budaya yang nyaris terkubur selama berabad-abad.
“Budaya bukan penghalang agama. Ia adalah jembatan. Dan malam ini, Joholanang telah menunjukkan bahwa agama dan budaya bisa berjalan beriringan,” pungkas Yusuf. (*)