yogyakarta

Soal Ketahanan Pangan Nasional, Titiek Soeharto tegaskan bukan cuma soal sawah ladang, tapi juga pertanian kota

Selasa, 3 Juni 2025 | 15:15 WIB
Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto SE usai beraudiensi dengan warga Kampung Klitren di Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Selasa (3/6/2025). (Foto: Koko Triarko)

HARIAN MERAPI - Siti Hediati Soeharto SE menyatakan bicara soal ketahanan pangan bukan hanya soal pertanian sawah dan ladang di perdesaan. Tapi, juga urban farming di perkotaan.

Menurut Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto SE itu, soal ketahanan pangan juga mencakup pemanfaatan lahan sempit di perkotaan.

Karena itu sebagai upaya mewujudkan program ketahanan pangan di perkotaan, Siti Hediati Soeharto SE menyatakan pertanian hidroponik, vertikal farming, peternakan skala rumah tangga, dan pengolahan limbah organik menjadi pupuk harus didorong.

Ketua Komisi IV DPR RI yang karib disapa Titiek Soeharto, mengungkapkan hal itu saat menyambangi warga Kampung Klitren, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Selasa (3/6/2025).

Baca Juga: Bahas tiga Raperda, DPRD Sukoharjo bentuk Pansus

Dalam kesempatan itu, Titiek Soeharto juga menegaskan jika potensi pertanian dan ketahanan pangan di perkotaan tidak bisa diremehkan.

Dia menyebut, jika banyak warga perkotaan yang bisa aktif mengelola pekarangan untuk menanam cabai, sayuran, bahkan perikanan ikan lele dan nilai di ember maupun kolam kecil.

Dengan lahan terbatas, masyarakat perkotaan juga mampu berkontribusi pada ketahanan pangan keluarga, menghemat pengeluaran, bahkan menghasilkan pendapatan tambahan.

"Inilah bentuk pertanian perkotaan atau urban farming yang patut kita galakkan," katanya.

Baca Juga: Serap aspirasi, Pansus Pertambangan DPRD DIY tinjau peledakan batuan andesit

Titiek Soeharto juga menyatakan, bahwa pemerintah ingin semua masyarakat dari kota hingga desa bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Karena itu pula, dia mengaku siap untuk mendorong setiap program ketahanan pangan seperti memastikan penyaluran bantuan pupuk, benih, dan dukungan pelatihan pertanian perkotaan.

Sementara itu Lurah Kalurahan Klitren Asruri mengatakan hingga kini masyarakat di Kampung Klitren yang terbagi dalam 14 Rukun Warga (RW) memiliki kegiatan pertanian. Namun, yang terbanyak di RW 02.

"Beberapa komoditas seperti sayuran, cabai, dan saat ini sedang mengembangkan komoditas cabai jawa atau puyang," kata Lurah Asruri.

Menurut Asruri, warga di wilayahnya memang giat bercocok tanam, meski hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Namun demikian, dia mengakui jika pertanian perkotaan sebenarnya juga bisa menghasilkan kalau dikelola dengan baik.

Halaman:

Tags

Terkini