internasional

Dikecam masyarakat karena pernyataan kontroversial, Menteri Pertanian Jepang mengundurkan diri

Rabu, 21 Mei 2025 | 13:15 WIB
Ilustrasi. Musim sakura di Jepang (ANTARA/WIkimedia Commons/Kimon Berlin)

HARIAN MERAPI - Menteri Pertanian Jepang Taku Eto, ​​​​​Rabu (21/5/2025), mengundurkan diri setelah menuai kecaman dari masyarakat.

Taku Eto mendapat kecaman atas pernyataannya yang menyebut dirinya tidak membeli beras karena terlalu banyak menerima hadiah dari para pendukung.

Pernyataan tersebut menimbulkan tekanan politik baru bagi Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang popularitasnya tengah menurun akibat masalah biaya hidup, terutama harga beras yang melonjak.

Menurut sumber pemerintah, Ishiba diperkirakan akan menunjuk Shinjiro Koizumi (44 tahun) -- mantan Menteri Lingkungan Hidup yang populer -- sebagai pengganti Eto.

Baca Juga: Dorong Peningkatan Kualitas Pers, BRI Umumkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2 Fellowship Journalism 2025

Koizumi sebelumnya ikut bersaing dalam pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) namun kalah dari Ishiba.

Setelah menerima pengunduran diri Eto, Ishiba menyatakan bertanggung jawab penuh karena telah memilih dan mempertahankan Eto di tengah gelombang kritik publik. “Saya akan menerima semua kritik,” ujarnya.

Eto (64) menyerahkan surat pengunduran diri di kantor perdana menteri hanya beberapa jam sebelum Ishiba dijadwalkan berhadapan dengan para pemimpin partai oposisi di parlemen, yang secara bulat telah menyerukan agar Eto mundur.

Skandal tersebut muncul menjelang pemilu Majelis Tinggi musim panas ini --pertarungan politik penting bagi koalisi pemerintahan yang tahun lalu kehilangan kendali atas Majelis Rendah yang lebih berpengaruh.

Baca Juga: Remaja viral Fajar Sadboy rilis lagu bareng Julia Vio dan DJ Ronny berjudul 'Papa Gula'

Eto menjadi menteri kabinet pertama di bawah pemerintahan Ishiba yang mundur bukan karena kalah dalam pemilu.

“Saya bertanya pada diri sendiri apakah pantas bagi saya untuk tetap memimpin kementerian di saat kritis seperti sekarang, ketika harga beras melonjak. Saya menyimpulkan bahwa tidak,” ujar Eto kepada wartawan setelah mengundurkan diri.

“Saya sekali lagi meminta maaf kepada masyarakat atas komentar saya yang sangat tidak pantas, terutama di tengah perjuangan mereka menghadapi kenaikan harga beras,” katanya seperti dilansir Antara.

Komentar kontroversial Eto itu muncul tak lama setelah Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memutuskan untuk melepaskan stok darurat beras hingga Juli dalam upaya menurunkan harga pasar, yang telah melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Israel mulai melunak, izinkan 100 truk bantuan kemanusiaan masuki Gaza, begini kebijakannya

Halaman:

Tags

Terkini