sleman

Ustadz Khamim bahas materi QS Al-Baqarah ayat 200-201 dalam acara Syawalan Keluarga Besar Musholla Kauman Gancahan Sidomulyo Godean

Sabtu, 5 April 2025 | 13:08 WIB
Sebagian jamaah Keluarga Besar Musholla Kauman Gancahan Sidomulyo Godean foto bersama Ustadz Khamim Zarkasih Putro (Dok. Panitia)

HARIAN MERAPI - Keluarga Besar Musholla Kauman Gancahan Sidomulyo Godean mengadakan Syawalan pada Jumat, 4 April 2025 M/5 Syawal 1446 H bertempat di Musholla Kauman Gancahan Sidomulyo.

Acara ini dalam rangka mempererat tali persaudaraan serta untuk menyemarakkan tradisi Lebaran di bulan Syawal 1446 H.

Hadir di Syawalan tersebut antara lain Jamaah Musholla Kauman, PRM/PRA Sidomulyo, dan Muslim Kalurahan Sidomulyo, Godean, Sleman.

Baca Juga: Pantauan pelaksanaan Syawalan di lokasi kuliner, tak sekadar sebagai ajang saling memaafkan dan makan bersama

Syawalan Musholla Kauman menghadirkan Pembicara ustadz Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, yang juga sebagai Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) DIY serta Dewan Penasehat Pimpinan Pusat Kaumy Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam ceramahnya, Khamim membahas materi tentang QS Al-Baqarah ayat 200-201. Firman Allah SWT: ”Apabila kamu telah menyelesaikan manasik (rangkaian ibadah) haji, berzikirlah kepada Allah sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu.

Di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” sedangkan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun. Di antara mereka ada juga yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.”

Allah memerintahkan, jika ibadah haji sudah diselesaikan agar berzikir menyebut nama Allah.

Baca Juga: Sepuluh keluarga besar hadiri Syawalan Trah Haji Ishak di Desa Panjangsari, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah

Diriwayatkan oleh al-Baihaqī dari Ibnu ‘Abbās, biasanya orang-orang Arab pada zaman jahiliah, kalau sudah selesai mengerjakan haji, mereka berkumpul di Mina, antara masjid dan bukit,

sambil berdiri mereka bermegah-megah dan bersifat sombong menyebut dan membanggakan kebesaran nenek moyang mereka masing-masing,

maka turunlah ayat ini untuk mengingatkan mereka, bahwa apa yang mereka perbuat itu, sesudah menyelesaikan ibadah haji tidaklah baik, malahan merupakan kebiasaan yang buruk.

Yang baik ialah sesudah menyelesaikan ibadah haji, memperbanyak menyebut nama Allah sebagaimana mereka dulunya menyebut nama nenek-moyang mereka, atau diusahakan lebih banyak lagi menyebut nama Allah.

Baca Juga: FPB Sukoharjo Persilakan Buruh Melapor Bila Belum Terima THR 100 Persen

Di dalam khutbah, Nabi Muhammad saw pada waktu mengerjakan haji wada' pada hari yang kedua dari hari-hari tasyrik, memberikan peringatan keras agar meninggalkan cara-cara lama itu, yaitu bermegah-megah menyebut kelebihan nenek-moyang mereka masing-masing.

Halaman:

Tags

Terkini