internasional

22 warga sipil tewas dan 124 terluka ditembaki tentara Israel saat akan kembali ke Lebanon Selatan, begini kondisinya

Senin, 27 Januari 2025 | 12:30 WIB
Serangan Israel di Lebanon timbulkan keruskan dahsyat. (Antara/Anadolu)



HARIAN MERAPI - Kekejaman Israel makin menjadi-jadi. Israel terang-terangan melanggar perjanjian gencatan senjata dan terus membunuhi warga sipil.


Sedikitnya 22 warga sipl tewas dibunuh tentara Israel saat mereka akan kembali ke Lebanon Selatan.


Selain itu, 124 lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan tentara Israel saat mereka mencoba kembali ke wilayahnya di Lebanon selatan pada Minggu (26/1).

Baca Juga: 3 penggiat literasi jadi pemateri Workshop Penulisan Cerbung ala Sekolah Sastra Sleman, begini kesan perwakilan peserta


Demikian keterangan Kementerian Kesehatan Lebanon.

Kantor berita pemerintah NNA sebelumnya melaporkan korban tewas ada 15, dengan merinci tiga orang tewas di kota Aitaroun, tiga di Hula, empat di Markaba dan dua di Mays al-Jabal. Sementara satu korban tewas dilaporkan terjadi masing-masing di al-Adisa, Kfarkila dan Dahiras.

Media itu mengungkapkan bahwa korban ditembaki tentara Israel saat akan kembali ke wilayah mereka di Lebanon selatan.

Namun, tentara Israel berdalih bahwa tembakan tersebut untuk mencegah dan menghilangkan ancaman di beberapa wilayah di Lebanon selatan.

Sebuah pernyataan militer mengatakan bahwa beberapa tersangka ditangkap untuk diinterogasi, menambahkan bahwa pasukan Israel tetap dikerahkan di Lebanon selatan dan “beroperasi sesuai dengan pemahaman antara Israel dan Lebanon.”

Peningkatan ketegangan itu terjadi akibat tentara Israel yang bergeming di kawasan Lebanon setelah batas waktu 60 hari untuk penarikannya dari Lebanon selatan berakhir pada Minggu.

Baca Juga: Film Horor 'Pengantin Iblis' Bikin Penonton Berteriak Histeris

Sementara itu, tentara Lebanon mengimbau warga menahan diri dan mengikuti arahan militer untuk memastikan keselamatan mereka.

Presiden Lebanon Joseph Aoun juga meminta penduduk Lebanon selatan untuk menahan diri dan menaruh kepercayaan mereka kepada tentara.

"Kedaulatan Lebanon dan integritas teritorial tidak dapat dinegosiasikan, dan saya mengikuti masalah ini di tingkat tertinggi untuk memastikan hak dan martabat Anda," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri ditunjuk Nawaf Salam menyerukan hal serupa kepada warga Lebanon.

Halaman:

Tags

Terkini