sleman

3 penggiat literasi jadi pemateri Workshop Penulisan Cerbung ala Sekolah Sastra Sleman, begini kesan perwakilan peserta

Senin, 27 Januari 2025 | 09:30 WIB
Rangkaian pelaksanaan Workshop Penulisan Cerbung yang diprakarsai Sekolah Sastra Sleman, salah satu devisi Pasbuja Kawi Merapi. (Foto: Sulistyanto)



HARIAN MERAPI- Paguyuban Sastra Budaya Jawa (Pasbuja) Kawi Merapi (KM) melalui Divisi Sekolah Sastra Sleman secara berkala menggelar workshop terkait literasi.

Seperti halnya, Minggu (26/1/2025), Sekolah Sastra Sleman menyelenggarakan Workshop Penulisan Cerita Bersambung (Cerbung). Kegiatan ini diikuti 35 peserta.

Kepala Sekolah Sastra Sleman yang juga menjadi pemateri workshop, Budi Sardjono (Budsar) antara lain memaparkan seputar pengalaman dan kiat-kiat menulis cerbung.

“Penting untuk diterapkan, sebelum menulis cerbung mencari referensi pendukung, misalnya dengan bertanya pada ahlinya, membaca buku, hingga riset di lapangan seperti mencari informasi di angkringan,” terangnya.

Baca Juga: BPRS HIK MCI Kick off RBB 2025 di Magelang, Tingkatkan Inovasi, Kolaborasi, dan Sinergi

Ditambahkan Budsar, berbeda dengan cerpen/cerkak, cerbung ceritannya lebih panjang, tokohnya bisa lebih banyak, dan tempat kejadian bisa kompleks/tak terbatas.

Pemateri kedua, Latief Noor Rochmans (redaktur Kedaulatan Rakyat) menjelaskan, calon pengirim cerbung ke suatu media, penting untuk mengenali karakter medianya terlebih dahulu.

“Adapun kunci menulis cerbung, terutama pada tema, diksi dan logika. Jika ada cerbung ditolak oleh redaktur suatu media, misalnya karena nama penulis belum dikenal, ketikan tidak rapi, EYD amburadul dan tema kurang kuat,” tegasnya.

Sedangkan pemateri ketiga, Suhindriyo (redaktur Djaka Lodang) mengungkapkan, jumlah kata satu karya cerbung bisa antara 40.000 hingga 100.000 kata.

Baca Juga: 24 Pemain Sepak Bola Putri Jebolan MilkLife Soccer Challenge All-Stars Tatap Ajang JSSL Singapura

“Jika ditilik dari jenis ceritanya atau genre, cerbung dapat dibagi menjadi lima, yakni romantis, misteri, komedi, horor dan inspiratif. Kalau sudah punya ide, segera ditulis, jangan ditunda-tunda,” tuturnya.

Ketua Umum Pasbuja Kawi Merapi, Sutopo Sgh, dalam sambutan pembukaan Workshop Penulisan Cerbung menegaskan, cerbung termasuk salah satu karya sastra yang tak dapat diremehkan keberadaannya.

Baik di media cetak maupun elektronik, cerbung mempunyai daya pikat tersendiri, bahkan dapat menjadi hiburan setelah membaca/mendengarkan berita terkait politik, hukum, kriminal, ekonomi dan lainnya.

Sebagai contoh di Kedaulatan Rakyat ada cerbung Api di Bukit Menoreh, di Koran Merapi ada Sayap-sayap Terkembang (keduanya karya SH Mintardja). Lalu di RRI ada Butir-butir Pasir di Laut.

Halaman:

Tags

Terkini