Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari yang ada di padukuhannya, sebut Rosidi, punya kebun KWT dan bercocok tanamanya juga menerapkan metode tumpang sari.
Biasanya dalam satu lahan ada jenis tanaman timun baby, lombok, dan kangkung. Ketika panen raya dapat dijual ke pengepul, sehingga dapat menambah pemasukan kas KWT setempat.
Adapun beberapa manfaat dengan penerapan metode tumpang sari, sehingga dua lelaki asal Minggir tersebut senang menerapkannya, antara lain dalam satu lahan dapat menghasilkan lebih dari satu produk/hasil pertanian.
Bahkan ketika ada salah satu jenis tanaman gagal panen, jenis tanaman kedua, ketiga maupun lainnya diharapkan bisa tetap panen dengan hasil maksimal.
“Tak kalah penting, dengan metode tumpang sari, pemanfaatan lahan juga bisa lebih maksimal, sebab bisa memanfaatkan lahan antar baris tanaman yang tak terpakai,” tandas Dwi yang juga diakui Rosidi.*