Pedagang Pasar Kartasura Suyamti mengatakan, harga cabai diperkirakan masih bisa terus mengalami kenaikan. Penyebabnya selain menjelang Idul Adha, juga terpengaruh cuaca dimana sekarang sudah musim kemarau. Akibatnya kondisi lahan pertanian menjadi kering dan berpengaruh besar pada tanaman cabai petani.
"Cuaca panas dan kering membuat panen cabai di petani tidak maksimal. Akibatnya pasokan barang ke pedagang berkurang dan stok menjadi terbatas," ujarnya.
Suyamti mengatakan, tidak mau mengambil risiko besar dengan menyimpan banyak stok cabai. Selain karena pasokan dari petani berkurang, juga dipengaruhi kondisi cabai yang mudah busuk dan rusak. Apabila dipaksakan dikhawatirkan bisa berdampak kerugian besar.
"Stok barang sedapatnya dari petani dan pengepul yang kirim barang kesini. Tapi yang jelas cabai sering habis dibeli dan tidak sampai menyimpan barang terlalu lama karena mudah busuk dan rusak," lanjutnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Sukoharjo Iwan Setiyono mengatakan, harga kebutuhan pokok pangan khususnya jenis sayuran ikut terpengaruh pada peralihan musim. Cuaca panas sangat berpengaruh pada kondisi tanaman.
Namun demikian, musim kemarau sekarang belum terasa dampaknya pada kegagalan panen. Petani masih bisa panen dan hasilnya dijual ke pasaran.
"Harga masih relatif stabil dan memang ada kenaikan tapi masih terkendali. Harga salah satunya dipengaruhi perubahan cuaca," ujarnya.
Iwan menambahkan, kondisi kenaikan harga cabai sekarang juga terpengaruh menjelang Idul Adha dimana permintaan masyarakat tinggi.
Cabai yang dijual pedagang lebih sering cepat habis di saat momen tertentu seperti menghadapi Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri.
"Untuk stok cabai di pedagang masih ada dan tidak sampai habis. Petani masih melakukan pengiriman setiap hari. Tapi karena stok terbatas dan permintaan masyarakat tinggi maka harga cabai mengalami kenaikan," lanjutnya. *