Besaran bantuan pangan yang sudah berjalan selama tiga bulan ini senilai Rp 300 ribu per bulan dan disalurkan melalui rekening digital para lansia berusia di atas 60 tahun tersebut. Program tersebut merupakan terobosan baru yang menunjukkan komitmen kuat DIY untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar bagi lansia.
“Mekanisme penyaluran JSLU ini berbasis digital, dengan menggandeng Bank BPD DIY. Penerima bisa mendatangi Waluyo dengan membawa barcode dan KTP saja. Bansos ini sementara akan dilaksanakan selama satu tahun dan berkelanjutan,” papar Endang.
Saat ini, lanjutnya, terdapat 257 Waluyo di DIY. Warung-warung yang diberdayakan ini juga menerima pencairan pangan melalui program PKH dan komponen anak sekolah.
Baca Juga: Kejaksaan Agung lakukan 'asset tracing' terhadap 16 tersangka kasus korupsi timah
Pada kesempatan tersebut, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo berharap, bantuan ini memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan sosial bagi masyarakat lanjut usia yang kurang beruntung.
Kustini menilai, bansos JSLU melalui Waluyo Arnis ini merupakan terobosan tepat untuk memudahkan masyarakat lansia mengakses bantuan yang diberikan. Selain itu dapat memperbaiki kondisi sosial dan kesejahteraan lansia sekaligus memberdayakan pelaku ekonomi riil.
Pemerintah Kabupaten Sleman, imbuhnya, memiliki komitmen tinggi dalam peningkatan kualitas hidup lansia di Sleman. Saat ini, bantuan bagi lansia miskin dan terlantar sebesar Rp 200 ribu per bulan selama 12 bulan yang menyasar 2.570 penerima.
Adapun bantuan JSLU sesuai ketentuan terdiri dari sembako, sayuran dan buah-buahan. Bantuan ini disalurkan melalui 122 Waluyo yang tersebar di 17 kapanewon se-Kabupaten Sleman.*