Ia berharap, toleransi tetap dijaga dan terus ditingkatkan. Dimana, masyarakat saling memahami nilai toleransi sampai pada level paling kecil, sehingga benar-benar menjadi semangat nafas maupun kultur masyarakat.
Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Dr. Ismail Hasani mengungkapkan bahwa, Indeks Kota Toleran (IKT) adalah kerja studi pengukuran terhadap kinerja kota-kota di Indonesia.
Dalam hal ini, penilaian bukan hanya pada kinerja walikota saja, tapi juga pada kinerja masyarakat, tokoh agama, tokoh sosial, elemen masyarakat sipil, dan lain-lain.
“Jadi, di dalam IKT ini ada empat variabel, yang hari ini kita perkenalkan tiga penopang kepemimpinan ekosistem toleransi. Yang pertama adalah kepemimpinan politik toleransi, yang ke dua adalah kepemimpinan sosial dan yang ke tiga adalah kepemimpinan birokrasi. Kalau tiga kepemimpinan ini kokoh, maka ekosistem toleransi akan terbentuk. Kalau kita menggunakan perspektif the stair of terorism misalnya, maka intoleransi adalah tangga pertama menuju terorisme, tangga berikutnya adalah radikalisme dan puncaknya adalah terorisme,” kata Ismail.*