solo

Kebutuhan air bersih wilayah kekeringan di Sukoharjo kini sudah terpenuhi setelah turunnya hujan

Sabtu, 27 Januari 2024 | 20:20 WIB
Ilustrasi kebutuhan air bersih wilayah kekeringan di Sukoharjo kini sudah terpenuhi setelah turunnya hujan (Pixabay/drfuenteshernandez)

"Warga juga kami edukasi untuk melakukan efisiensi dan membuat tampungan air bersih sebagai persediaan saat musim kemarau. Sebab di wilayah Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu sering kekeringan. Selain itu kami sosialisasi terkait kerawanan bencana alam," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sudah melakukan koordinasi dan pengecekan langsung dengan cara mendatangi wilayah rawan bencana alam seperti banjir. Pada kesempatan tersebut petugas bertemu warga dan melihat kesiapan mereka.

Pengecekan dilakukan untuk memastikan koordinasi antara petugas berjalan. Terpenting juga melihat kesiapan warga dalam menghadapi kerawanan bencana alam. Hal ini penting mengingat curah hujan dalam beberapa hari terakhir terus mengalami peningkatan disertai angin kencang.

Bahkan akibat curah hujan tinggi dan angin kencang berdampak pada kerusakan disejumlah wilayah karena banyak pohon tumbang dan bangunan rusak. Beruntung dalam kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

"BPBD Sukoharjo bersama petugas terkait termasuk kepala desa dan camat sudah melakukan pengecekan langsung dan bertemu warga di wilayah rawan bencana alam. Seperti banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo terkait kerawanan bencana alam juga mendorong Desa Tangguh Bencana (Destana) aktif membantu kewaspadaan bencana alam di wilayah masing-masing. Penanganan cepat dilakukan kepada warga mengingat curah hujan tinggi.

Ariyanto menambahkan, curah hujan tinggi harus diwaspadai semua pihak. Tidak hanya dari jajaran pemerintahan saja, melainkan juga melibatkan warga masyarakat khususnya di wilayah rawan bencana alam.

BPBD Sukoharjo melakukan langkah kewaspadaan bencana alam tersebut dengan mendorong peran Destana. Keberadaan Destana sangat penting dan menjadi bagian memberikan edukasi kepada warga terhadap peningkatan kemampuan tanggap bencana alam.

"Terus dilakukan sosialiasi dan edukasi pada warga. Tidak hanya menyentuh tingkat RT dan RW saja, tapi juga keluarga. Sebab mereka juga rawan jadi korban terlebih lagi yang tinggal di wilayah rawan bencana alam seperti di bantaran Sungai Bengawan Solo atau perbukitan," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo juga melibatkan pihak terkait lainnya dalam membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait tanggap bencana alam. Sebab keterlibatan banyak pihak dikatakan Ariyanto akan sangat membantu dan mempercepat akses dalam pemberian materi dan peningkatan kemampuan.

"Terpenting itu orang per orang harus punya kemampuan dan tahu harus bagaimana saat bencana alam terjadi. Jadi tidak hanya sekedar ikut-ikutan saja tapi sudah punya modal kemampuan menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan orang sekitarnya," lanjutnya. *

 

Halaman:

Tags

Terkini