HARIAN MERAPI - Sejak pertama kali ditemukan di Kabupaten Pati (tahun 1996) hingga Oktober 2023, jumlah kasus HIV-AIDS di wilayah tersebut mencapai 2.601 kasus, dengan 456 kasus meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, dr Joko Leksono Widodo dalam peringatan Hari HIV-AIDS Sedunia dengan tema "Sopo Wae Iso Keno, Sopo Wae Iso Cegah HIV-AIDS", Senin (4/12/2023).
"Terdapat 5 kecamatan dengan jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi, dari Januari-Oktober 2023. Yakni Juwana: 34 kasus, Pati 17, Wedarijaksa 15, Jaken 15 dan Margorejo 10 kasus," terangnya.
Baca Juga: Rutin dikonsumsi, asupan berbahan kacang koro dukung kesehatan sistem saraf pusat dan imunitas tubuh
Sekretaris 1 KPA Pati, Sudarto, mengungkapkan, upaya deteksi HIV-AIDS telah dilakukan Puskesmas dan RumahSakit, didukung oleh KPA Kabupaten Pati, Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Camat, Pemerintah Desa, Warga Peduli AIDS (WPA), SSR Fatayat NU, dan Yayasan Sokoguru.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro ST MT mengajak masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian terkait HIV-AIDS.
"Kasus HIV-AIDS di Pati, dari Januari hingga Oktober 2023 ditemukan sebanyak 254 kasus dan 23 orang meninggal dunia," paparnya.
Menurutnya, untuk mencapai kondisi ideal 3 Zero HIV-AIDS (tidak ada lagi kasus HIV, tidak ada lagi kematian terkait AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV-AIDS), maka sinergitas elemen terkait harus dikuatkan.
Henggar Budi Anggoro menyebutkan, kasus HIV-AIDS sudah ditemukan merata di 21 kecamatan di Kabupaten Pati, baik pada pekerja seks maupun masyarakat umum, termasuk anak-anak, pelajar/mahasiswa, pasangan calon pengantin, ibu hamil, ibu rumah tangga, dan kepala rumah tangga.
"Kasus HIV-AIDS didominasi usia produktif, namun juga ditemukan pada usia balita dan lanjut," ujarnya.
PJ Bupati Pati berharap agar kasus HIV-AIDS di Pati dapat terus ditekan. Ia mengajak seluruh masyarakat agar terhindar dari virus HIV-Aids.(*)