HARIAN MERAPI - Menyemarakan HUT ke-78 Kereta Api Indonesia (KAI). Daop 6 Yogyakarta menggelar lomba tarik tambang. Uniknya lomba ini adalah lomba tarik lokomotif yang beratnya mencapai 80 ton.
Lomba tarik lokomotif dalam HUT ke-78 KAI yang digelar di Depo Lokomotif Yogya, Rabu (27/9/2023) ini diikuti dari berbagai instansi tak hanya dari Daop 6, seperti petugas Dishub, kepolisian, Dispar, dan awak media berpartisipasi, dalam kegiatan ini.
"Lomba tarik lokomotif ini merupakan rangkaian dari kegiatan perayaan HUT ke-78 KAI. Khusus hari ini kita undang teman-teman Dishub, Dispar, kepolisian dan awak media untuk berpartisipasi," kata Kepala Daop 6 Jogja, Bambang Respationo.
Dalam perlombaan tersebut dibuat tidak menyusahkan. Dalam satu kali putaran lomba, terdapat dua lokomotif jenis Lok CC 204 di dua lintasan yang berjajar, masing-masing kelompok berisi dengan 10 orang.
Masing-masing lokomotif ditarik menggunakan tambang oleh satu kelompok. Dalam keadaan mesin lokomotif hidup, peserta harus beradu cepat menarik dari start sampai finish dengan jatak 15 meter.
"Siapa yang cepat bisa menarik lokomotif beratnya 80 ton yang ditarik 10 orang dalam satu tim, dengan jarak 15 meter. Maka itu pemenangnya," ucapnya.
Bambang bilang dalam perlombaan ini bukan menang kalah yang jadi tujuan utama, tapi semangat kebersamaan yang diutamakan. Sehingga terjalin komunikasi yang baik dari lintas instansi.
"Jadi tujuannya itu teman-teman jadi mengerti di sini lingkungan kerja kita, ada perawatan lokomotif, dan tadi intinya semangat kebersamaan," jelasnya.
Adapun perlombaan ini dimenangkan oleh tim dari Dishub Yogya, disusul kepolisian dari Polresta Yogyakarta dan awak media. Salah satu perwakilan tim Dishub, Darwantoro mengaku baru pertama ikut lomba tarik lokomotif.
Menurutnya, momen paling berat dalam perlombaan ini adalah saat awal-awal menarik lokomotif. Karena saat itu dibutuhkan kekompakan tim sehingga lokomotif yang ditarik bisa berjalan.
Baca Juga: Mahasiswa peserta KKN LeX asal Singapura belajar pengolahan sampah hingga peternakan kambing
"Kesulitan saat mau narik pertama, ketika lokomotif berjalan tinggal narik aja. Kalau awal berat sekali, tangan dan tumpuan kaki berat sekali," pungkas Darwantoro. *