HARIAN MERAPI - Jawa Tengah merupakan salah satu lumbung ternak nasional. Populasi ternak di Jawa Tengah pada 2022 yakni populasi ternak sapi tercatat berjumlah 1.887.439 ekor atau setara 10,42 persen dari jumlah nasional atau peringkat dua nasional yang terdiri atas sapi potong 1.785.764 ekor dan sapi perah 101.288 ekor.
Selanjutnya populasi ternak kerbau sejumlah 50.265 ekor, populasi ternak kambing berada pada peringkat satu nasional dengan jumlah 3.747.610 ekor atau hampir 20 persen dari jumlah nasional.
Berikutnya populasi ternak domba sejumlah 2.288.826 ekor, ayam buras 39.554.980 ekor dan itik 4.934.444 ekor.
Baca Juga: Obat kuat, gangguan ereksi dan kanker prostat. Apakah berhubungan?
"Kalau ditotal, terkait ternak, Jawa Tengah peringkat kedua nasional setelah Jawa Timur. Kita merupakan lumbung ternak dan harapan ke depan kita harus tetap melakukan langkah konkret di lapangan untuk meningkatkan kembali karena kebutuhan daging dan telur masih banyak dibutuhkan," ungkap Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana pada acara Puncak Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional ke-187 di Kabupaten Boyolali, Jumat (22/9/2023).
Kemudian, untuk produksi hasil ternak terutama daging, susu, dan telur di Jateng ini berkontribusi terhadap penyediaan protein hewani karena produksi daging di Jateng pada 2022 mencapai 457 ribu ton, susu 93 ribu ton, dan telur 344 ribu ton.
Berdasarkan jumlah tersebut, lanjut Nana, produksi hasil ternak telah memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Jateng, bahkan produksi hasil ternak Jateng juga berkontribusi sebagai daerah penyangga protein hewani nasional.
Kontribusi produk pangan asal ternak Provinsi Jateng terhadap nasional antara lain, produksi daging sebesar 16,82 persen, telur 14,35 persen, dan susu 10,71 persen.
"Jadi produksi hasil ternak terutama daging, susu, dan telur ini sangat berkontribusi terhadap penyediaan protein hewani secara nasional," katanya.
Ia berharap usaha peternakan bisa terus menggeliat sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat, khususnya para peternak yang sebagian besar di daerah pedesaan apalagi di tengah kondisi iklim dan pengaruh El Nino yang saat ini melanda hampir seluruh negara di dunia.
"Ini bukti komitmen pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan," ujarnya.*