HARIAN MERAPI - Polusi udara memiliki dampak kesehatan yang cukup berat. Ada yang sifatnya akut (beberapa jam hingga beberapa hari), maupun sifatnya kronik (bisa beberapa bulan hingga tahunan).
Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) menyatakan bahwa polusi udara mengandung gas dan partikel.
"Ibu hamil, anak-anak, orang tua, dan pekerja luar ruangan adalah empat populasi yang berisiko (terdampak polusi udara)," ujar Agus Dwi Susanto.
Baca Juga: Cerita misteri aneh tapi nyata rasa sakit saat melahirkan bayi dialihkan dari istri ke suami
Lebih lanjut dikatakannya, Particulate Matter (PM2.5) berbahaya bagi tubuh karena bisa masuk ke dalam paru-paru.
PM2.5 yang ditemukan dalam polutan adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 2,5 mikrometer.
"Partikel-partikel halus yang namanya particulate matter yang terkandung dalam polutan ukurannya sangat kecil sekali dan ini bila masuk ke dalam paru dapat menimbulkan berbagai keluhan," katanya di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Menurut dr. Agus, komponen-komponen gas dan partikel yang dihirup dapat mengakibatkan dampak akut, seperti terjadi iritasi, yang kemudian berlanjut menjadi peradangan, yang selanjutnya menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), kemudian terjadi serangan asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Dikatakannya, masalah kesehatan ini bisa muncul jika seseorang menghirup partikel dan gas tersebut secara terus menerus, sehingga sifatnya akumulasi.
"Jadi kalau tiap hari kita hirup (polusi udara) kemudian mengakibatkan masalah kesehatan," kata dr. Agus.(*)