Waspadai, anak bisa terpapar polusi udara sejak dalam kandungan, begini antisipasinya

photo author
- Senin, 21 Agustus 2023 | 11:30 WIB
Tangkapan layar Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K).  (ANTARA/Fitra Ashari)
Tangkapan layar Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K). (ANTARA/Fitra Ashari)



HARIAN MERAPI - Anak bisa terpapar polusi udara sejak dalam kandungan hingga lahir.


Paparan tersebut terjadi melalui transplasental dari ibu yang terpapar polusi.


Demikian diingatkan Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K) baru-baru ini.

Baca Juga: Meriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, Warga Papringan Gelar Karnaval Budaya yang Diikuti Anak Kos


Ia mengatakan anak bisa terpapar polusi udara bahkan sejak dalam kandungan hingga dia lahir.

Darmawan saat diskusi daring di Jakarta, menjelaskan saat dalam kandungan, anak terpapar polusi udara melalui transplasental dari ibu yang terpapar. Sedangkan pada anak yang sudah lahir, polusi udara dapat mempengaruhi sistem organ seperti kulit, udara yang dihirup, dan makanan yang masuk ke saluran cerna.

Pada organ sistem penapasan, lanjut Darmawan, polusi udara bisa menyebabkan iritasi yang kemudian berlanjut menjadi peradangan mulai dari hidung sebagai pintu gerbang sistem respiratori. Peradangan itu dapat menyebabkan infeksi di daerah faring, laring dan kemudian sampai ke paru-paru.

Baca Juga: Prof Dr Timbul Raharjo: Tantangan Dunia Seni Butuh Strategi Manajemen Jitu

Gangguan itu bisa terjadi mulai dari dalam kandungan dan berlanjut saat anak lahir dengan gangguan di sistem respiratori sehingga akan menyebabkan anak mengidap penyakit asma, dan batuk.

 

Selain itu, secara tumbuh kembang, paparan polusi udara pada anak dapat mengganggu masalah neurologi, gangguan saraf yang menyebabkan gangguan mental dan gangguan perkembangan gerak motorik baiknya kasar maupun halus.

“Artinya kalau semakin usia muda pada saat terpajan, semakin besar dampak negatif kerusakan yang disebabkan oleh pajanannya,” ucap Darmawan, yang juga Anggota Ikatan Dokter Indonesia.

Baca Juga: JPPR Temukan Hampir Separuh KPU Belum Umumkan DCS, Membuat Pengawasan Bawaslu Tidak Jalan

Anak-anak lebih rentan terhadap polusi udara dibandingkan kelompok usia lain karena secara fisiologi mereka bernapas dengan laju napas yang lebih besar. Jika dihitung per kilogram berat badan, udara yang dihirup anak lebih banyak sehingga polutan yang dihirup juga akan lebih banyak.

Darmawan juga menilai polusi udara turut menyumbang terhadap kondisi stunting sebab polusi udara dapat mengurangi fungsi paru, yang mestinya berkembang lebih baik, dan meningkatkan infeksi respiratori akut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X